SL Rebirth 20

345 49 2
                                    

Happy Reading 😊

***

Ara menghentikan pergerakan kakinya, membuat para dayang pengiring bertanya-tanya, khususnya Dayang Im yang berada di sisinya.

Pasalnya bukan pertama kali sang putri melakukan hal tersebut.

"Apa ada hal yang Yang Mulia Putri khawatirkan?"

Ara menggeleng ragu. Dia menggigit dalam bibirnya sekilas sebelum melanjutkan langkahnya yang tanpa sadar sempat terhenti.

"Sampai di sini saja, aku tidak ingin membawa banyak dayang, tidak enak dengan Ibu Selir."

"Yakin, Yang Mulia Putri?" tanya Dayang Im.

"Yakin sekali. Toh hubungan aku dan Ibu Selir baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," balas Ara. Para pekerja nya mulai loyal, memicu sikap overprotektif pada nya.

Dayang Im terdiam. "Tiga dayang, bagaimana?" usul nya membuat Ara mendesis kesal saja.

"Sekalian saja berkonvoi ke sana!"

Dayang Im menunduk dalam. Meskipun agak bingung dengan apa yang diucapkan oleh sang putri, namun sepertinya itu bukan hal baik baginya.

"Kau saja atau tidak samasekali!" ujar Ara ketus, kemudian berjalan menuju pintu masuk kediaman Selir Jeondeok.

***

"Baru sadar kediamannya sebagus ini."

Melihat senyum lebar dan tulus dari sang putri, Dayang Im mengeratkan bibirnya sebelum berkata, "Kediaman bagus tidak menjamin pemilik nya memiliki hati yang serupa."

Ara menoleh ke samping. Matanya memicing.

"Kau mencurigai Ibu Selir Jeondeok?" bisik Ara.

"Saya hanya ingin Yang Mulia Putri waspada saja."

Sebelah pipi Ara terangkat, membuat kerutan kecil di pojok hidung. Ara memikirkan ucapan sang dayang yang sebenarnya tidak tahu tempat itu. Tapi, untungnya tidak banyak yang berlalu lalang.

"Terimakasih sudah mengingatkan ku." Senyuman Ara memudar setelah mengucapkan itu.

Ibu kandung saja benci padaku, apalagi ibu tiri. Masuk akal, sih, batin Ara.

Untuk saat ini Ara tidak akan mencurigai Ibu Selir Jeondeok yang tidak-tidak. Hanya berwaspada saja. Jika hal buruk terjadi. Dia akan menyuruh Pangeran Wang So untuk turun tangan. Mengingat itu, Ara bernafas lega.

Sudah lah. Semoga kedepannya tidak terjadi hal-hal buruk dari tokoh lain. Ratu Yoo saja belum bisa dimusnahkan. Hae So masih merepotkan. Jangan sampai Selir Jeondeok pun ikut-ikutan jadi beban hidup Ara.

Kemunculan Ara membuat Selir Jeondeok senang sekaligus terkejut.

Ara tersenyum cerah melihat kehangatan sang selir dalam menyambut kedatangan nya, meninggalkan perasaan tidak nyamannya setelah mendengar ucapan Dayang Im.

Selir Jeondeok pun memerintahkan para pelayan dan dayang nya untuk menyiapkan jamuan besar.

Tentu saja karena yang datang adalah Putri dari seorang Ratu dan juga Pangeran dari istri raja yang berpengaruh itu.

Seketika senyum Ara runtuh saat sadar kehadiran Pangeran Wang Wook ditengah-tengah mereka berdua, membuat nya mencium aroma kegagalan.

Ara yang pada awalnya akan pamit undur diri, lengannya ditarik lembut oleh Selir Jeondeok untuk masuk kedalam. Ara pun berakhir pasrah karena tidak enak hati untuk menolak.

Di sana Ara hanya diam, selain menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Selir Jeondeok yang klise. Pangeran Wang Wook pun demikian. Bahkan laki-laki itu terkesan lebih menjaga jarak dengan sang selir.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang