Chapter tanpa syarat karena diriku sedang berbahagia, mendapatkan 100k dilihat🎊🎊🎊
Jangan lupa vote sebelum baca:)
Happy Reading 🌺
***
Ara menarik nafas, kemudian menghembuskan nya pelan. Hari Ara akan berkunjung ke kediaman Pangeran Baek Ah. Dia diundang oleh Ibu Shinseong.
Ara berdeham kecil, menatap parasan wajahnya. Dengan riasan sederhana, tidak berlebihan, membuatnya menawan. Sejenak, hal tersebut menghilangkan ingatannya pada surat yang dikirim oleh Baek Ah melalui utusan nya.
Bagaimana kondisi mu? Apa lebih baik? Ku harap begitu. Datang besok ke rumah Ibu. Jangan lupa. Dandan yang cantik. Aku mencintai mu.
Kata sang pangeran dalam suratnya.
Erangan tiba-tiba yang keluar dari mulut Ara membuat Dayang Im sedikit khawatir.
"Yang Mulia Putri, anda baik-baik saja?"
Ara menggeleng kecil. Dia ingin menangis seperti anak kecil. Dirinya sedang putus asa.
Apa benar Pangeran Baek Ah selingkuh? Atau aku malah yang jadi selingkuhan nya. Bisa saja dia bertemu dengan kekasihnya terlebih dahulu, sebelum dengan diriku? batin Ara bingung sekaligus sedih.
"Setelah aku tiba di kediaman Ibu Shinseong, kau kembali ke kediaman ku," pinta Ara yang ditanggapi dengan anggukan patuh dari Dayang Im.
Ara melakukan itu karena takut jikalau terjadi hal buruk nanti. Pertengkaran, misalnya. Atau perang dunia kedua.
Ara tidak ingin Dayang Im melihatnya.
Ara meletakkan telapak tangan kirinya ke atas punggung tangan kanan, membuat keduanya tangan nya nyaris tidak terlihat karena tertutup dengan lengan pakaian khas Goryeo yang hampir menyerupai hanfu, sebelum keluar dari kediamannya.
Para pekerja tersenyum cerah ketika Ara lewat, di samping melakukan penghitungan. Ara membalasnya dengan senyum tipis.
Di suasana hati Ara cemas, membuat sang empu sulit untuk tersenyum tulus.
Ara tiba di kediaman Ibu Shinseong. Dia baru sadar jika bangunan itu memiliki lantai. Tidak banyak, hanya dua.
Mungkin dulu Ara terlalu shock karena hampir mati, jatuh dari jurang, jadi tidak sadar.
Di depan gerbang, Ara segera memperlihatkan aksesoris yang terbuat dari giok untuk membuktikan bahwa dirinya adalah tamu yang sedang ditunggu oleh pemilik rumah.
"Silahkan Yang Mulia Putri Agung," ujar salah satu penjaga sambil membuka gerbang dengan bantuan penjaga lain.
"Saya permisi, Yang Mulia Putri," pamit Dayang Im setelah melihat sang putri masuk ke kediaman salah satu istri raja Goryeo itu.
"Hati-hati Dayang Im," pesan Ara begitu pintu gerbang tertutup.
Ara menghela nafas, agar hatinya lebih tenang. Dia sedikit bingung harus melangkah ke arah mana.
Dikiranya Pangeran Baek Ah akan menyambutnya. Ternyata tidak.
Tiba-tiba Ara tersentak ketika merasakan tepukan di bahu dari belakangnya. Ara berbalik.
"Astaga, Pangeran Baek, kau mengagetkan ku." Ara memegang dadanya. Bahkan pelipisnya sedikit berpeluh.
"Kau sedari tadi melamun," ungkap Pangeran Baek Ah.
Ara tersenyum kikuk seraya ikut melangkah kaki seperti halnya Pangeran Baek Ah. "Ah tidak."
"Bagaimana kabar mu hari ini?" Pangeran Baek Ah yang langsung yang langsung ditimpali dengan kata 'baik' oleh Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Historical FictionAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...