Kalau ada yang typo, kasih tanda ya:)
Happy Reading Lovely ❤️***
Dayang Ara, Dayang Im. Dia adalah dayang yang sangat baru di istana. Dia masih muda. Sekitar usia 20 tahun-an. Berasal dari bangsawan kelas bawah, dirinya tiba-tiba menjadi dayang seorang Putri Raja. Dayang Im awalnya tidak ingin menjadi dayang. Namun karena ayah nya terlilit hutang, dia terpaksa melakukannya, daripada dijodohkan oleh laki-laki tua.
Semua itu terjadi karena keinginan Ara. Ara tidak ingin dayang senior istana. Dia ingin dayang murni yang belum pernah memiliki tuan yang berasal istana.
"Astaga.... Dayang Im. Padahal aku membutuhkan nya untuk memilihkan pakaian," ucap Ara kesal menunggu kedatangan dayang itu.
"Tidak perlu khawatir Yang Mulia Putri, berita tentang kedatangan Yang Mulia Pangeran Baek Ah belum terdengar kabarnya," sahut dayang lain milik Ara.
Ara yang masih menumpuk dagunya di atas kepalan tangan, kemudian menghilangkan wajah sedikit cemberut.
"Aku tidak memerlukan itu. Karena dia akan menemui ku lebih dulu," balas Ara percaya diri, kemudian mengulas senyum mengingat surat itu.
'Aku janji, kau adalah orang yang pertama kutemui nanti' kata Baek Ah dalam suratnya.
Segera Ara bangkit dari tempat duduknya dan berkata, "Kita jemput Dayang Im. Sekaligus akan kuberi hukuman untuk nya di sana."
Dua dayang Ara mengangguk patuh. Mereka mengikuti langkah Ara menuju tempat tinggal Dayang Im. Tidak perlu bertanya atau dituntun untuk sampai ke sana, karena Ara sangat tahu tentang Dayang Im, hingga detail keluarga dan riwayat hidup sang dayang.
"Maaf Yang Mulia Putri Agung. Dayang Im sudah cukup lama meninggalkan kediaman nya," ujar ketua dayang milik salah satu selir raja Tae Jo, Dayang An, yang memberikan bimbingan lebih sekaligus menemani dayang Im untuk sementara sebelum dia siap untuk tinggal sendiri di istana.
"Kau pernah ku minta untuk mengawasi nya, kan?" tanya Ara mengingatkan wanita dihadapannya.
Wanita itu terdiam sejenak sebelum mengiyakan.
"Jelaskan! Jalan mana yang biasa dia lalui ketika hendak ke kediaman ku?"
Dayang An pun menjelaskan nya cukup rinci. Ara mencoba untuk memahaminya. Ada beberapa jalan pintas yang memang tidak diketahui Ara.
"Apa tadi dia bangun kesiangan?" tanya Ara.
Dayang An meringis kecil. Itu dapat ditangkap baik oleh Ara.
"Pantas saja aku tidak merasakan apapun diperjalanan tadi," batin Ara merasa ada yang tidak beres.
Dua dayang Ara pun menunjukkan jalan yang dijelaskan oleh Dayang An. Ara mengintruksikan keduanya untuk mengamati setiap jalan yang dilalui.
"Jika kalian dapatkan sesuatu, beritahu aku!"
"Baik Yang Mulia Putri." Mereka mengangguk kompak.
Ara melihat dua jalan tiga tapak, dan satu jalan kecil. Dia memerintahkan dua dayang nya untuk memeriksa masing-masing jalan yang cukup lenggang. Sementara jalan setapak yang diapit oleh dua bangunan menjadi bagian Ara.
Ara menemukan sesuatu yang janggal pada tempat yang dilalui nya kini. Banyak daun berguguran dan ranting patah.
"Kalian! Kemari!" panggil Ara.
"Apa Yang Mulia Putri menemukan sesuatu?" tanya salah satu dayang nya penasaran.
"Tepat sekali. Semoga petunjuk ini cukup. Ayo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Historical FictionAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...