Halo readers ❤️
Happy Reading:)***
"Kau tidak tahu siapa aku?! Aku adalah...." Perkataan itu terpotong saat seorang laki-laki menarik kerah baju belakang.
"Diam lah. Ayo ke kedai lain saja, merepotkan!" gerutu nya di akhir.
Saat dua laki-laki itu hendak meninggalkan tempat, mulut Ara tiba-tiba tidak tertahan untuk bersuara, "Pangeran Gwanju?!"
Disaat itu juga Ara mendapat dua tatapan yang aneh, antara sulit diartikan dan kaget. Ara pun malah tidak kalah kaget.
Tentu saja Pangeran Gwanju Ara kenal. Pangeran itu juga menjadi tokoh yang tidak terlupakan di drama.
Ara menutup mulutnya samar, merasa tidak terkontrol. Mata Ara membulat ketika hanbok sederhana yang menutupi kepalaku di angkat dengan kasar oleh Pangeran Gwanju.
"Kakak?!"
Sumpah Ara terkejut lagi.
"Kakak?" Kata laki-laki lain yang disinyalir sebagai pangeran lainnya, Pangeran Wang Jun.
"E-eh, kalian hai," sapa Ara tiba-tiba merasa kikuk.
"Kakak mengenali kami, padahal kami sedang menyamar tahu,' bisik Pangeran Wang Jun. Ara mengangguk kecil. Tentu saja hal itu tidak sulit bagi Ara, kecuali di awal-awal.
"Sejak Kak Wang Jun dikenali oleh bandit musuh Ibunda Ratu, ia selalu menyamar jika keluar," tambah Pangeran Gwanju, yang ikut-ikutan menyamar menjadi rakyat biasa.
Pikiran Ara berputar sejenak, ia melirih, "Ternyata adegan itu sudah terjadi."
Adegan dimana Hae So menolong Pangeran Wang Jun dari kejaran bandit yang menjadi musuh Ratu Yoo. Perlu diketahui bahwa Wang Jun adalah Putra Ratu Yoo, adik kandung dari Wang Yo dan Wang So.
"Tapi kau baik-baik saja kan Pangeran?! Tidak ada yang terluka?!" tanya Ara hanya berbasa-basi, karena ia tahu bahwa laki-laki itu baik-baik saja, dan sejak saat itu Pangeran Wang Jun menganggap Hae So menjadi kakaknya.
"Aku tidak apa-apa kakak, kak Hae So yang menolong ku," balas Pangeran Wang Jun.
"Syukur lah jika begitu. Duduk lah kalian berdua." Dipersilahkan nya mereka oleh Ara langsung bersila di hadapan Ara.
"Maaf kakak, tadi aku memaki mu. Aku sangat tidak sopan," lirih Pangeran Gwanju. Ara sedikit meringis, ia pun mengangguk saja.
"Tidak apa-apa. Lagipula kau tidak mengenali ku tadi kan?!"
"Tentu saja, sebelum melihat baju yang kakak kenakan."
Helo, mereka kenal gue hanya karena ngelihat baju mewah?! What the....
Air ludah Ara telan sebentar, ia berujar kembali, "Makan lah bersama ku di sini." Dua laki-laki tampan di depan Ara kompak memperlihatkan wajah sumringah. Mereka menganggu mantap.
"Kau tampak tidak sepucat dari biasanya kakak."
Ara sedikit terhenyak mendengar ucapan Pangeran Wang Jun.
"Ya, memakai riasan. Apa itu buruk?' tanya Ara sedikit kikuk dan tidak percaya diri.
"Tidak. Kau lebih cantik dari biasanya."
"Kak Wang Wook pasti terpesona melihat mu," tambah Pangeran Wang Jun, yang sumpah demi apapun perkataan itu membuat Ara geli.
Ara hanya tersenyum masam, kemudian mengangkat bahu, tidak peduli.
"Hari ini aku juga terpesona melihat mu kakak, tapi....mmm tidak jadi." Pangeran Gwanju tiba-tiba salah tingkah. Bukannya terbawa perasaan, Ara malah tertawa garing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Historical FictionAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...