Hallo readers!
Maaf aku telat update karena ada masalah kesehatan ku akhir-akhir ini, juga tugas numpuk 🙈. Double kill gak sih?!
Oh ya, pekan ini aku juga gak akan double update:(
Tapi bakal maniac update! Wowowo🙉
Tapi reading ♥️
***
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Jantung Ara berdegup kencang.
"Rileks Ra." Ara menjerit kecil setelah itu. Dia kesenangan karena tidak sabar ingin cepat-cepat mengakhiri drama ini.
Pangeran Wang So akan dihukum oleh Raja Tae Jo. Wang Mu___Putra Mahkota Kerajaan Goryeo akan menjadi raja. Tanpa ada cerita Wang Yo menjadi raja dan membuat keributan, cerita akan langsung loncat ke babak dimana Wang So menjadi raja, dan selesai. Tamat.
Tentu saja adegan dimana Lady Hae Ji meninggal akan terlewati. Pada akhirnya Ara pun kembali ke dunia asalnya. Meskipun dengan entah bagaimana caranya nanti sih. Mungkin semacam pintu ajaib, seperti pintu doraemon. Bisa jadi bisa jadi, pikir Ara.
Indah bukan? Sekedar membayangkan memang mudah.
Ara sudah mempersiapkan semuanya, dimulai pakaian prajurit yang sekarang bersarang di balik baju mewahnya, juga kuda, dengan membayar seorang prajurit istana untuk meletakkan hewan mamalia itu dekat gedung dimana acara pengusiran roh jahat diselenggarakan.
Tak lupa pedang, Ara sembunyikan di dalam guci besar di luar salah satu ruangan di istana, guci yang sebenarnya diletakan untuk pajangan.
Ara sudah selesai di rias. Seperti biasa perempuan yang menjadi wadah raganya itu tampak menawan, aura yang dikeluarkan sangat positif, siapa yang melihatnya pasti akan tersenyum karena yakin bahwa sosok tersebut baik hati.
Setelah dua perias keluar dari kamar, Ara langsung berbisik pada dayang nya, Dayang Cha,"Bilang pada Pangeran aku akan ke sana sen_ eh, bersama mu."
Tentu saja 'Pangeran' yang Ara maksud adalah Pangeran Wang Wook. Laki-laki itu akan mengantarkannya ke kediaman Ibu Shinjeong___Mertua Lady Hae Ji, Ara akan ke istana bersama wanita itu dan adik iparnya___Putri Yeon Hwa.
Dayang Cha terdiam. Dia ingin menolak, tapi....
"Ayolah Dayang Cha, bilang saja tiba-tiba aku sakit perut. Setelah sembuh aku akan menyusul nya." Ara tidak terima jika Dayang Cha mengeluarkan alasan untuk menolak permintaannya.
"Baiklah Lady."
Dayang Cha sudah pergi, Ara melihat pantulan perempuan itu keluar dari kamarnya. Ara menghela nafas, melirik sejenak rupa di depan, yang tidak lain adalah sosok Lady Hae Ji.
Cantik, tidak kalah cantik dengan Hae So, batin Ara.
Menurutnya Pangeran Wang Wook tidak pandai bersyukur, sudah punya istri cantik, baik, lembut, tidak banyak tingkah, masih saja jelalatan. Apalagi yang kini pangeran itu suka adalah sepupunya sendiri. Ironi di atas ironi memang.
"Oh iya, kan Lady Hae Ji, selain dia penyakitan, dia juga punya kekurangan sebagai seorang wanita." Ara menghela nafas kecil mengingat hal itu.
Alasan dirinya ingin pergi ke istana sendiri, karena jika dia ke sana bersama Ibu Shinjeong dan Putri Seon Hwa, sosok Lady Hae Ji akan dicela oleh mertuanya sendiri di depan Ratu Yoo tentang dia yang tidak kunjung memiliki keturunan. Ara ingin menghindari bagian buruk dari drama itu mengenai Lady Hae Ji.
Bukan Ara tidak punya nyali atau tidak ingin savage. Hanya saja yang dihadapi itu adalah Ibu Shinjeong dan Putri Yeon Hwa, kedudukan keduanya yang ada di atas Lady Hae Ji membuat Ara merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Fiction HistoriqueAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...