Pangeran kedelapan tampak gelisah entah mengapa. Dia adalah Pangeran Wang Wook.
Sedari tadi dia tidak berhenti untuk memainkan jari-jemarinya, merasa cemas. Sesekali pandangan diarahkan olehnya ke perempuan bergaun kuning itu. Sebelumnya dia sibuk mencari keberadaan sepupu dari sang istri___Hae So, tapi perempuan itu tidak ada.
Meskipun hati tidak terasa nyaman, namun Pangeran Wang Wook berusaha untuk tenang dan menyaksikan pertunjukan dengan khidmat.
Tak lama kemudian, tiba-tiba muncul banyak orang asing berbaju hitam yang bercadar turun dari atap dan menyerang Putra Mahkota secara serempak. Sangat terlihat bahwa sasaran mereka bukan para penghuni istana, tapi sosok Putra Mahkota.
"LINDUNGI PUTRA MAHKOTA!"
Pandangan pangeran Wang Wook langsung beralih ke bawah. Tampak orang-orang yang mendiami podium akhir tengah diamankan oleh para prajurit. Sang pangeran menghela nafas lega.
Tidak seperti yang lain, sosok yang dia perhatikan kini, Hae Ji, tidak terlalu menampakkan ekspresi terkejut atau takut seperti yang lain, perempuan itu raut wajahnya sulit diartikan bahkan cenderung santai.
Tapi tidak terlalu mengherankan, Hae Ji memang jarang mengekspresikan rasa takut, sedih atau apalah, selain senyuman tipis nan hangat.
Pangeran Wang Wook turun dari podium, ikut serta dalam melindungi Pangeran Wang Mu___Putra Mahkota. Serangan pada penyusup itu cukup membuat pangeran yang berjumlah lima belas kewalahan karena kalah jumlah, juga ada terluka serta beberapa yang tidak ikut karena tidak mahir berpedang.
Belum satu penyusup pun yang tumbang, Pangeran Wang Wook lebih dulu menghentikan pergerakan pedangnya, dan beralih melarikan diri.
Bertarung pun rasanya cukup sulit untuk sekarang karena ada perasaan tidak nyaman dihatinya. Pangeran Wang Wook khawatir dengan Hae Ji___istrinya. Dia ingin memastikan keamanan perempuan itu terlebih dahulu sebelum membantu para saudaranya.
Hae Ji adalah istrinya. Wajar saja jika Pangeran Wang Wook seperti itu, artinya dia bertanggung jawab.
"Apa kau melihat Hae Ji?" tanya Pangeran Wang Wook kepada adiknya__Seon Hwa.
"Tadi dia dibelakang ku. Tapi sekarang...." Yeon Hwa melihat ke sekitar, tak lama dia mengangkat bahu.
"Tadi ada di depan ku pangeran. Tapi dia pergi ke arah yang berlawanan. Aku kira dia menghampiri Anda," ucap seorang putri Goryeo juga.
Sebenarnya Pangeran Wang Wook tidak ingin percaya dengan praduga buruknya. Dia pun segera pergi ke kediaman Hae Ji. Setelah tiba, orang yang dicari ternyata tidak ada di sana. Perasaanya semakin panik.
Pangeran Wang Wook pun turun dari tempat itu, kemudian kembali ke istana untuk membawa kudanya. Sepertinya istrinya itu melakukan hal nekat. Baginya praduga tersebut adalah hal gila, tapi.... Perempuan itu pernah mendeklarasikan bahwa dirinya adalah perempuan nekat.
***
"Ke arah sana!" tunjuk Ara pada prajurit di depan. Ara tidak ingat dimana dulu Hae So menemukan sosok Wang Yo, tapi dia yakin arah yang ada akan dilalui oleh rombongan di depan adalah arah yang salah.
"Jelas-jelas Pengeran mengarahkan ke arah utara," balas prajurit itu ngeyel.
Bodo amat lah.
Ara pun mengarahkan kudanya ke timur. Dan di sana dia melihat perempuan bergaun merah muda berlarian.
"Apa itu Hae So yang akan melapor pada Wang So?"
Sial, gue terlambat, batin Ara. Dia tidak mengerti mengapa saat ingin mengubah alur cerita, waktunya selalu mepet hingga akhirnya alur tidak berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Historical FictionAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...