Happy Reading ✨
***
"Yang Mulia Putri, Yang Mulia Putri Yeon Hwa ingin bertemu dengan Anda," ucap pelayan Ara.
Ara menghentikan gerakan tangannya yang sedang merangkai bunga.
Ara terdiam sejenak. Memikirkan alasan Yeon Hwa ingin bertemu dengan nya.
Apa ini adalah kaitannya dengan Pangeran Wang Wook. Mmm, bertengkar dengan satu putri Goryeo lagi kurasa akan menyenangkan, batin Ara.
Ah, ini bisa menjadi jalan balas dendam karena dulu dia telah meremehkan Hae Ji, lanjut batin Ara.
Ara bangkit dari duduknya, berdiri dengan percaya diri sambil tersenyum miring penuh misteri.
"Mari kita bersenang-senang," gumam Ara tidak sabar.
"Apa perlu kau–oh, astaga, kalian–?! Aku tidak menyangka ada persengkongkolan di sini."
Pantang bagi Ara untuk menyambut baik tamu-tamu itu dengan baik. Namun penyambutan mereka ternyata lebih buruk dari yang Ara kira.
Yeon Hwa datang bersama Heunbang. Atau entah Heunbang yang datang membawa Yeon Hwa karena ingin balas dendam kemarin.
Ara menyebut Pangeran Wang Wook adalah miliknya, menjadi bayangan buruk Heunbang. Hingga perempuan itu tidak bisa tidur. Dia pun berpikir untuk menjadikan Yeon Hwa perisai atas kekalahannya.
Yeon Hwa adalah adik kesayangan Pangeran Wang Wook, semua orang tahu itu.
"Aku ingin bicara dengan mu. Kau tidak mempersilahkan kami masuk," ucap Yeon Hwa dingin dengan nada ketus.
"Bicara saja. Aku tidak berencana untuk melakukan hal yang kedua," balas Ara santai sambil memeriksa kukunya yang mungkin harus segera di menikur lagi.
Tanpa ada rasa takut, Ara menatap balik Putri Yeon Hwa yang berwajah dingin dan menuntut.
"Jauhi kakak ku. Jangan berhubungan lagi dengan nya."
Ara menggeleng. "Tidak bisa. Kakak mu selalu ikut campur atas hidup ku. Dia tidak bisa kabur begitu saja setelah mengganggu ku."
"Apa kau berpikir untuk menjadikan Kak Wang Wook bidak?! Perempuan gila, perempuan licik!" tuduh Heunbang memprovokasi agar Yeon Hwa semakin membenci Ara, namun malah membuat Ara tiba-tiba mendapatkan ide.
"Perumpamaan yang bagus," balas Ara. Tak sampai satu detik, Yeon Hwa melotot garang.
"Berani-beraninya kau seperti itu pada kakak ku," sungut Yeon Hwa kesal dan marah.
Ara menghembuskan nafas malas. "Itu kenyataannya."
"Itu tidak akan terjadi," sanggah Yeon Hwa.
"Kau mau lihat?! Nanti aku buktikan."
"Berhenti bicara perempuan sombong!"
Karena sudah tidak bisa menahan amarah, Yeon Hwa mendekat dan menjambak rambut Ara.
Ara pun tidak diam. Dia menjambak balik Yeon Hwa sekuat tenaga. Tidak seperti Yeon Hwa, yang ragu-ragu melawan karena takut terkena masalah besar pada akhirnya menyakiti sosok 'Putri Agung' dengan serius.
Peduli setan, Ara mendorong Yeon Hwa sampai terjatuh dan menjambak rambut nya sesuka hati seperti singa yang mencabik-cabik mangsa nya, sampai aksesoris Yeon Hwa terlepas.
Putri Heunbang tidak tinggal diam, saat dapat kesempatan dan celah, dia hendak menjambak rambut Ara.
Ara yang menyadari hal itu langsung berbalik dan memukul wajah Heunbang tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Historical FictionAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...