SL Rebirth 33

214 26 3
                                    

Happy Reading ✨

***

Ara dan Pangeran Wang Wook kini sedang duduk di teras belakang penginapan yang mengarah langsung ke kolam kecil.

Meskipun tidak ada pemandangan indah di sekitarnya, hanya terdapat tanaman yang ditata secara teratur dalam bentuk sama untuk mengelilingi kolam tersebut, namun segerombolan ikan koi yang berenang didalamnya cukup memikat mata dan membuat hati tenang bagi orang yang melihatnya.

Dua orang itu baru selesai makan malam di tempat yang tidak jauh dari tempat duduk mereka sekarang. Bahkan di atas meja masih terdapat bekas perabot yang dipakai oleh mereka saat makan.

"Kau suka makanan nya?" tanya Pangeran Wang Wook tanpa menatap orang yang ditanya, memilih meneguk arak nya.

Menghiraukan pertanyaan kurang penting itu, Ara memberikan peringatan, "Jangan sampai kau minum hingga mabuk."

Pasalnya Ara sudah melihat Pangeran Wang Wook melakukan hal itu sebanyak tiga kali.

Pangeran Wang Wook meletakkan cawan kecil yang terbuat dari porselen itu di sampingnya. Kemudian menoleh ke arah Ara yang sudah tidak menatap nya lagi, lalu membalas,"Tidak akan. Tenang saja, aku tidak pernah minum hingga mabuk."

Perkataan itu membuat Ara lega hati. Namun suara aliran air terdengar kembali. Ara hanya menghela dan berdoa semoga pangeran itu tidak berbohong.

Tak lama kemudian Ara termangu saat melihat cawan di depan matanya.

"Aku tidak minum," tolak Ara membuat sepasang alis hitam Pangeran Wang Wook terangkat singkat.

Sang pangeran memutuskan untuk meneguk arak yang ditolak oleh Ara. Menyaksikannya, Ara berdecak sebal.

Sambil memasang wajah garang, Ara mengambil kendi berisi arak yang berada di samping Pangeran Wang Wook, kemudian diletakkan di dekatnya, jauh dari jangkauan sang pangeran.

Sang pemilik tidak marah. Dia malah menyerahkan cawan yang dipegangnya pada Ara sambil tertawa kecil.

Wajah perempuan itu ketika sedang marah yang tampak menggemaskan di matanya.

"Empat kali tidak akan membuat ku mabuk," ujar Pangeran Wang Wook. Sayang nya raut muka Ara samasekali belum berubah mendengar pernyataan itu.

"Tetap saja. Berkali-kali melihat kau minum membuat ku merinding. Aku takut kau meracau dan menggila. Aku takut kau-" Ara memotong ucapannya dengan sengaja karena pikiran nya yang kemana-mana.

"Ah sudahlah. Aku belum pernah menangani orang mabuk sebelumnya," lanjut Ara. Ada yang aneh. Mengapa pipinya terasa panas?

Pangeran Wang Wook hanya menarik singkat sebelah sudut bibirnya, menatap perempuan yang sedang menatap ke depan tanpa tahu ada perasaan gugup di sana.

Merasa ada yang memperhatikan, Ara mengalihkan pandangannya.

"Kenapa?" tanya Ara setelah mata hitamnya beradu dengan mata coklat Pangeran Wang Wook.

Sang pangeran tersenyum tipis khasnya, kemudian menggeleng kecil dan menghadap ke depan kembali. Entah apa yang ada dipikirannya.

Sementara Ara belum mengalihkan pandangannya, masih memperhatikan Pangeran Wang Wook dengan seksama.

Mata Ara berkelip ketika mata sang pangeran kembali kepadanya.

"Aku-"

"Kau-"

Seketika keduanya menghentikan celah bibir masing-masing saat berucap secara bersamaan.

"Kau saja dulu."

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang