Chapter tanpa syarat karena diriku sedang berbahagia, mendapatkan 10k vote🎊🎊🎊
Thanks buat readers yang always nge-vote kalau habis baca
Kalian luar biasa 💞Happy Reading 🌺
***
"Yang Mulia Putri Agung, Yang Mulia Putri Nakrang ingin menemui Anda," ucap pelayan pada Ara yang tengah ngobrol dengan Dayang Im.
Ara mengalihkan perhatian nya pada pelayan itu, dan berkata, "Persilahkan dia masuk!"
"Terimakasih Dayang Im. Kau boleh keluar," ujar Ara kepada dayang nya yang telah melakukan tugasnya dengan baik.
Dayang Im menurunkan kepalanya dengan hormat untuk pamit sebelum keluar dari kamar Ara.
Selain pada Dayang Cha, Ara memutuskan untuk memberitahu Dayang Im bahwa dirinya hilang ingatan, yang membuatnya menyebabkan lupa beberapa hal, apalagi yang berhubungan dengan Istana.
Menurut informasi yang Dayang Im, Putri Nakrang adalah Putri Tertua Raja Tae Jo dari Ratu Yoo. Umurnya 3 tahun lebih tua dari Ara.
Putri Nakrang sudah menikah dengan mantan Raja Silla bernama Kim Bu. Itu lah alasan mengapa sekarang Putri Ha Eun menjadi Putri Tertua di istana, menggantikan Putri Nakrang.
Setelah masuk, Putri Nakrang memberi penghormatan pada Ara dengan formal, Ara pun demikian.
"Tidak perlu memakai gelar ku. Kita se-ayah se-ibu. Panggilan adik akan lebih nyaman. Seperti kemarin," cetus Ara kemudian mempersilahkan Putri Nakrang duduk dengan meja yang memisahkan keduanya.
Putri Nakrang tersenyum canggung, berbeda dengan sikap seenaknya kemarin pada sang adik. Putri Nakrang memang seperti itu. Dia ceria, tapi tetap memiliki batasan.
"Aku tidak tahu ayah memberi gelar itu pada mu. Selama menjadi putri favorit ayah di sini, aku tidak pernah diberi gelar semacam itu. Semua putri memiliki gelar yang sama rata," ucap Putri Nakrang, sekaligus sebagai klarifikasi dari kejadiannya kemarin.
Putri Nakrang memang lebih tua. Namun secara kedudukan, Ara akan tetap menang.
"Mungkin itu sebagai rasa bersalah ayah karena tidak bisa menjaga ku selama 18 tahun," sahut Ara kemudian tersenyum hambar. Tiba-tiba hatinya merasa sakit karena ucapannya sendiri.
Putri Nakrang mendesah pelan, merasa tidak enak hati.
"Andai saja kau tidak diculik. Mungkin kita lebih menghabiskan waktu bersama sebagai seorang putri di sini. Ibu kita memang memiliki banyak musuh," bisik nya pada kalimat terakhir.
Ara mengangguk kecil. Karena dia pun tahu mengenai hal tersebut. Selain Putri Ha Eun, Wang Jung pun demikian. Dia hampir kehilangan tangan nya akibat musuh Ratu Yoo, jika saja Hae So tidak datang untuk menyelamatkannya waktu itu.
"Oh ya, bagaimana keadaan mu sekarang? Apa lebih baik? Maaf kemarin aku buru-buru pergi, suami ku memanggil ku untuk salam perpisahan. Jadi tidak enak aku menolak," jelas Putri Nakrang dengan wajah sedikit menyesal.
Ara menggeleng kecil. "Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Lagipula suami mu lebih penting," balas Ara kemudian tersenyum manis.
"Oh ya, kudengar kau mengajukan permohonan cerai dengan Pangeran Wang Wook. Apa itu benar?" tanya Putri Nakrang yang diiyakan tanpa ragu oleh Ara.
"Sayang sekali. Padahal banyak putri-putri ayah yang mengincar dia."
Putri Nakrang tertawa kecil mengingat hal-hal di masa lalu, ketika Pangeran Wang Wook di usia remaja mendapatkan banyak hadiah, dan dia dengan tidak tahu diri menjarah hadiah-hadiah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Historical FictionAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...