SEPULUH

8K 580 14
                                    

Suasana menjadi kaku setelah Adit pergi dengan diiringi tangisan Bella dan rengekan si kembar, Kenzi masih belum berani bertanya.

Reiko berjongkok di depan kursi roda Kenzi dan memperkenalkan dirinya. "Hallo, saya baby sitter baru disini. Nama kamu siapa?"

"Kenzi," jawab Kenzi.

Reiko menatap takjub Kenzi. "Wah, nama yang bagus. Kamu tahu apa arti nama itu?"

Kenzi menggeleng pelan.

"Artinya anak kedua yang sehat dan pintar, diambil dari nama Jepang." Kata Reiko sambil mengacak gemas rambut Kenzi. Untung saja anak ini wajahnya ikut Kinara jadi ganteng banget.

Kenzi terpana lalu menatap takjub mamanya. Benarkah itu? Namaku sebagus itu?

Kinara menghindari tatapan anak keduanya dan meminta tolong ke Reiko. "Tolong bawa Kenzi ke rumah kakakku."

Reiko terkejut. "Pak Adit gimana?"

Kinara tidak menyembunyikan kesedihannya. "Kamu lihat sendirikan bagaimana Adit mengabaikan Kenzi, melihatnya saja tidak mau."

Kenzi sudah paham itu dari kecil, karena terlahir dengan kaki kiri bengkok, ia harus menghabiskan hari-harinya di rumah sakit karena kesibukan orang tua bahkan keluarga papa menatap jijik dirinya, kakak papa setuju menjadi wali hanya sebatas prosedur dokumen di rumah sakit dan disuap rumah mewah dari mamanya.

Kenzi kecil tahu itu setelah kakak papanya marah hanya karena disuruh menunggu satu jam untuk informasi cek prosedur operasi kaki bahkan memanggil beliau bude ataupun tante saja gak boleh.

Anak cacat tidak akan diterima dimanapun.

"Apa Kenzi sudah tidak diterima lagi disini?" tanya Kenzi dengan nada sedih.

Kinara merasa bersalah, sulit menjelaskan situasi ini ke putranya. "Kenzi sayang mama?"

Kenzi mengangkat kepala dan menatap Kinara dengan mata berkaca-kaca. "Tentu saja!"

"Kalau Kenzi sayang mama, Kenzi mematuhi mama kan?"

Kenzi tidak menjawab.

"Mama hanya ingin Kenzi hidup aman dan nyaman, tapi mama juga tidak bisa membiarkan Kenzi kembali ke rumah sakit."

Kenzi mengangguk kecil.

"Kakak mau kemana? Bella ikut." Kata Bella sambil menggenggam erat baju kakaknya.

Kinara mengacak rambut Bella. "Nanti papa cariin Bella."

Bella menyentuh bagian kepala yang dilempar mainan lalu terisak. "Papa gak akan cari bella, kepala Bella juga sakiiiit."

Kinara mengingat kejadian tadi, Adit bahkan tidak menegur si kembar bahkan menenangkan Bella. Hanya karena ibu kandung Bella dianggap arogan makanya dia berpikir anaknya juga ikut arogan?

Siapa yang membuat aku arogan seperti ini?

Kinara akhirnya mengambil keputusan. "Baik, bawa Bella juga."

Reiko bertanya dengan hati-hati, ia dan Fumiko suka merawat anak kecil, toh di rumah juga ada dua anak adiknya tapi mereka tidak punya pengalaman merawat anak berkebutuhan khusus. "Sebenarnya kaki Kenzi kenapa?"

Kinara menoleh ke Reiko dan tersenyum sedih. "Kaki kirinya terlahir bengkok, kata dokter itu kelainan fisik bukan kesalahan prosedur atau apa namanya itu, jadi sejak bayi aku terpaksa melepas Kenzi ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih baik."

Mulut Reiko menganga lebar. Itu hanya kelainan fisik di kaki, tapi harus sampai tinggal di rumah sakit seperti kena penyakit berat? Bukankah itu berlebihan?

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang