EMPAT PULUH TIGA

5.8K 469 15
                                    


Fumiko berdiri di depan meja dan menatap tajam Dimas sementara sang suami hanya bisa duduk canggung tanpa mengatakan apapun di kursinya.

"Kinara sudah mengurus usaha suaminya dan sekarang aku membantu kamu, tapi apa yang aku dapatkan sekarang? rekam medik dua pelakor. Ibu, anak sekaligus menantu. Ini kalau aku tidak ke rekam medik mungkin selamanya tidak akan tahu."

"Kita harusnya bisa memisahkan hubungan pribadi dan profesionalisme."

"Oh ya? adik kamu sempat bunuh diri dan diabaikan begitu saja?"

"Aku tahu sakit hatinya Kinara bagaimana-"

"Masalahnya mereka menggunakan jasa kita demi gengsi memakai uang Kinara dan Adelio, kamu dengar gak sih apa yang diceritakan Kinara sewaktu di Inggris?"

Dimas mendengarnya. Adit tidak becus menangani hotel tapi masih beranggapan bisa bersaing dengan Adelio sementara ayah Adelio lebih banyak bermain dan menyerahkan semua tugas ke Adit.

Singkatnya mereka berdua tidak bisa menghasilkan uang sendiri tanpa bergantung ke usaha Adelio, Adit sendiri juga kadang kala minta uang ke Kinara atau mengambil uang ke dua hotel yang didirikan Kinara.

"Terus setelah kamu tahu, sekarang bagaimana?"

"Aku tidak tahu, aku masih belum buka isi rekam medik."

"Kalau begitu buka saja."

"Kamu saja yang buka!"

Fumiko dan Dimas saling menatap, mereka berdua sama-sama memiliki sikap profesional tinggi. Di bank, data nasabah nomor 1 tingkat rahasianya sementara di rumah sakit, ada data rekam medik pasien.

Sebenarnya mereka berdua kepo, tapi terbiasa bersikap profesional. Jika mereka nekat membuka, maka kedepannya pasti berani membuka data klien, mereka berdua tidak mau mengambil resiko bagian kepo membawa malapetaka.

"Aku akan memberikannya ke Nara?" tanya Fumiko.

"Nara juga pasti menolak, dia sama denganku."

"Adelio?" tanya Fumiko.

"Sepertinya dia mulai muncul gejala suami takut istri." Dimas menjawab dengan serius.

Fumiko mulai menimbang sesuatu. "Lebih baik usir mereka."

Dimas menjadi bingung. "Hah?"

"Jauh lebih baik mengusir mereka daripada terjadi sesuatu tidak diinginkan di masa depan. Jika mereka tahu Nara adalah adik dari pemilik rumah sakit, mereka bisa menuduh dan menuntut macam-macam. Kamu sendiri juga tidak mau mengeluarkan banyak uang jika mereka menyatakan kerugian materil bukan?"

Dimas menimbang lalu mengangguk setuju. "Aku akan beritahu ke bagian pendaftaran untuk blacklist mereka semua."

Fumiko menatap jijik rekam medik keluarga pelakor lalu menghubungi bagian rekam medik untuk mengambil semua dokumen itu dan membungkusnya supaya cepat diberikan ke mereka jika datang kembali.

-----

"Apa?"

"Iya, rumah sakit kami sudah tidak bisa menangani anda dan ini rekam mediknya."

Ana dan Maya semakin emosi mendengar penjelasan tidak bertanggung jawab salah satu staff rumah sakit, satpam berjaga di samping staff untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Tadinya pihak rekam medik bingung jika pihak pendaftaran akan lupa mengenai pasien blacklist satu ini. Untung mereka datang bersamaan untuk menemani Cynthia kontrol kehamilan.

"Bagaimana bisa, kami sudah loyal disini tapi diusir begitu saja tanpa kejelasan?" tanya Ana tidak percaya.

Maya menantang staff rumah sakit. "Panggilkan petinggi kalian, aku ingin bertemu mereka! Ana, jangan lupa viralkan sifat bobrok para staff ini!"

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang