TIGA BELAS

7.2K 505 7
                                    


Adelio menggenggam kedua tangan Kinara dengan erat dan bersumpah. "Jika di masa depan aku melakukan hal yang sama dengan Adit, kamu bisa membunuhku."

"Jangan seperti itu." Tolak Kinara.

"Ya, aku sendiri juga gak mati, Nara. Itu cuma umpama saja. Tapi aku juga gak tahu bagaimana caranya kamu bisa percaya sama aku."

Kinara menggeleng. "Tidak perlu bukti, aku juga malas meminta apapun ke orang lain. Sekarang aku ingin mengurus ketiga anakku."

Bahu Adelio menurun lesu. "Lalu bagaimana caranya kamu bisa percaya?"

"Aku-" Kinara menggigit bibir bawahnya. "Aku tidak tahu."

"Kalau begitu tinggallah bersamaku."

Kinara menatap ngeri Adelio. Nih orang gak dikasih jawaban malah semakin ngelunjak!

"Anak-anak bisa ditemani ibuku sementara kamu bekerja, kalau disini tidak akan aman. Orang tua kamu pasti datang kesini, dan kamu juga belum siap menemui mereka, bukan?"

"Tapi, aku belum resmi bercerai dan kamu juga ada tunangan bukan? Kalau mereka semua tahu, pasti mereka akan melakukan sesuatu."

"Gampang, menikahlah denganku jadi semuanya pasti beres." Senyum Adelio.

Kinara ingin mengeplak kepala error Adelio. Dari tadi ternyata dirinya diajak muter-muter tapi ujung pembahasan tetap sama yaitu menikah.

Adelio tersenyum penuh dosa meskipun Kinara sudah menyadari rencananya. "Sekarang ada Edward, aku tidak ingin anak itu hidup tanpa ayah kandungnya apalagi diejek."

Kinara memejamkan matanya dan menjadi bingung. Entah kenapa di saat dirinya jatuh seperti sekarang, Ed malah bukan anak kandung Adit? Kenapa selama ini ia tidak tahu?

"Aku juga akan menyayangi Kenzi dan  Bella."

"Tidak." Kinara bangkit dari kursi dan bergegas menuju kamar tamu, ia sudah tidak mau mendengarkan omong kosong apapun.

Adelio ikut berdiri dan tidak meghalangi kepergian Kinara.

Dimas yang melihat itu, segera mendekati Adelio sementara Fumiko menuju kamar tamu.

"Sudah ada hasilnya?" tanya Dimas sambil menepuk bahu Adelio.

Adelio menggeleng.

Dimas menghela napas panjang. "Sebaiknya kamu pulang saja, masalah adikku biar aku urus."

Adelio hendak menolak tapi dimas segera berbisik di telinganya.

"Kalau kamu tidak pergi, aku akan mengambil surat-surat cinta yang kamu buat dan disimpan di dalam brankas lalu menunjukannya ke Kinara." Ancam Dimas.

Adelio menatap tidak percaya Dimas atas pengkhianatannya. "Kamu-"

Dimas nyengir. "Kamu pikir aku gak tahu?"

Adelio mendecak kesal.

"Kamu masih belum membakar atau membuang surat-surat itu?" tanya Dimas yang terkejut dengan reaksi Adelio. Tadinya dia hanya menipu sahabatnya.

"Jadi itu hanya ancaman kosong?"

Dimas merenung sebentar lalu berkata. "Kinara sudah pernah menyakiti hati kamu karena meninggalkan pertunangan kalian, tapi kamu masih- tunggu! Selama ini kamu tidak pernah menikah karena menunggu Kinara?"

Adelio menepis tangan Dimas yang masih bertengger di bahunya. "Itu bukan urusanmu!"

Dimas melihat punggung Adelio bersama sekretaris di belakangnya, meninggalkan rumah. Dia menggeleng miris, tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk menghibur temannya.

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang