LIMA PULUH TIGA

5.8K 550 22
                                    

Cynthia berteriak histeris dan menunjuk Daichi. "Pembohong! dasar anak nakal! mana security? masa membiarkan anak selundupan masuk kesini?"

Daichi menatap murka Cynthia lalu terdiam ketika Kenzi menarik lengan bajunya.

Kenzi menggeleng sedih. "Jangan!"

Daichi mendadak diam dan menuruti permintaan adik sepupu.

"Mana security?" Cynthia menjadi panik dan heboh.

Adit tidak berani bergerak karena dua bodyguard di belakang kursi roda Kenzi.

"Mas, tolong belain aku. Jangan diam begitu, istri kamu sudah dituduh macam-macam!"

Adit tidak tahu harus membela siapa, terutama di depan media. Lalu dia menemukan keanehan dari kalimat bocah kecil itu dan tersenyum kecil.

"Temannya Kenzi, mungkin kamu tidak tahu ini. Tapi istri om tidak pernah menusuk pria lain." Adit berusaha mencairkan suasana. "Bagaimana bisa istri om menusuk om teman Kenzi?"

Daichi mengerutkan kening dan bertanya ke Kenzi. "Benarkah?"

Kenzi menggeleng tidak mengerti.

Cynthia berlindung di belakang Adit sambil menatap rendah dua anak sialan itu.

"Ah, bodoh amat! pokoknya aku mau masuk!" teriak Daichi sambil menjerit histeris, melupakan usianya yang 12 tahun. "Aku mau makan buatan tante Retno!"

"Tante Retno siapa sih?" tanya Cynthia ke Adit.

Daichi terisak lalu menangis. "Tanteee- Daichi lapaaaar-"

Kedua bodyguard hanya diam dan tidak membantu kedua tuan muda yang sekarang dihalangi security dan mc.

Pemandangan itu menarik minat orang-orang lalu sebagian menoleh ke Adit dengan tatapan penasaran.

Adit tidak berani menggapai Kenzi yang berusaha menenangkan kakak sepupunya.

"Kak, sudah. Gak papa." Kenzi menepuk punggung Daichi.

Meskipun usia sudah dua belas tahun dan selalu bertindak dewasa di depan umum, Daichi yang selalu dimanjakan kedua orang tuanya selalu bad mood jika merasa lapar.

"Tante Retno!" teriak Daichi. "Tante pembohong!"

Pintu masuk jadi terhalang oleh dua anak kecil yang memaksa masuk, tamu lain mendecak kesal dan tidak berani berbuat sesuatu karena takut diusir penyelenggara acara.

Ayah Adelio beserta istri, Ana dan Anton berhasil menyusul Adit dan menatap muak dua anak kecil yang menghalangi pintu masuk.

Adit menjadi tidak enak, tadi dia mengakui Kenzi adalah anaknya di depan umum.

"Apa-apaan ini? kenapa ada anak kecil menghalangi pintu masuk? mana pihak penyelenggara?" Maya melihat ke kanan dan kiri. "Kenapa security hanya berdiri saja disana?"

Ayah Adelio menjelaskan ke Maya. "Mereka tidak tahu dua anak itu berasal dari mana, jika mereka sembarangan bertindak bisa dituntut."

"Hah? justru dua anak itu yang menghalangi kenapa kitanya yang dituntut?" tanya Ana ke ayah Adelio.

"Karena-"

"Wuah, Daichi dan Kenzi datang lebih awal?"

Semua orang menoleh ke arah karpet merah dan terkejut, Hendra beserta istri datang dengan cara biasa untuk undangan kelas satu. Biasanya mereka menggunakan undangan vip.

Daichi berlari ke istri Hendra. "Tante-"

Istri Hendra merasa tersanjung dengan penjilat kecil ini lalu menggendongnya, untuk ukuran wanita berusia hampir lima puluh tahun menggendong pasti kesulitan tapi bagi istri Hendra yang berprofesi utama sebagai perawat hewan, itu tugas muda. "Ada apa? kamu kelaparan lagi?"

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang