SEMBILAN BELAS

7.2K 526 6
                                    

Si ibu itu tidak bisa menjawab.

Kinara mengalihkan tatapannya ke anak kecil yang menjadi korban, ia berjongkok dan tersenyum. "Siapa namanya?"

"Shella," jawab anak itu.

Si ibu memegang erat pundak anaknya.

"Kenapa membawa gelas berisi air panas, itukan bahaya." Kinara memegang kedua tangan Shella, "Apakah tidak ada guru disamping Shella?"

Kepala Shella menunduk. "Tidak."

"Terus kenapa Shella bawa gelas berisi air panas?"

Shella menunjuk anak di dalam pelukan Ana. "Dia yang menyuruhku."

Kinara mengangkat kepala dan melihat Ana belingsatan berusaha menutupi putrinya.

"Ah!" Reiko yang tiba-tiba muncul di belakang Kinara menunjuk anak itu. "Dia yang melempar Bella dengan balok kayu sampai berdarah, guru-guru tidak langsung mengobati Bella tapi malah sibuk menjauhkan anak itu dari Bella."

Kinara menatap tidak percaya suaminya. "Kamu dengar itu?"

Adit mengusap wajah dengan kedua tangan. "Kinara, ini hanya masalah anak kecil."

Kinara terpana begitu mendengar jawaban Adit. "Apa kamu tidak pernah menganggap Bella sebagai darah dagingmu?"

"KINARA!" bentak Adit.

"Kamu lihat Adit, lihat sekarang!" Kinara balas membentak suaminya. "Bella menangis sekarang, dan siapa yang menggendongnya?! Bukan ayah kandungnya, justru kamu berdiri disini membela kakak dan keponakanmu!"

"Kinara, jangan memperbesar masalah kecil seperti ini!" bentak Adit yang tidak mau kalah.

"WALI MURID DISINI MENGEPUNG PUTRIMU DAN KAMU BILANG AKU MEMPERBESAR MASALAH?!" Kinara menunjuk wali murid yang dimaksud.

Adit menjadi frustasi. "Kita selesaikan ini di rumah."

"Rumah yang mana?" tantang Kinara.

"Kinara, jangan macam-macam!" Adit memperingatkan Kinara.

Adelio dengan sigap berdiri di depan Kinara dan melindunginya bersama Bella di dalam gendongan. "Apa ini cara ayah membesarkanmu?"

Adit menatap tidak percaya Adelio. "Apa?"

"Kamu ingat, ayah membuangku demi kamu yang bukan darah dagingnya dan sekarang kamu melakukan hal sama ke Bella? Aku rasa kamu sudah mulai ketularan ayah."

Adelio menusuk titik sakit Adit. Bukan anak kandung dari keluarga Sanjaya, hanya anak tiri yang disayang melebihi anak kandung tapi tidak bisa mewarisi harta secara resmi.

Adit menyerang titik sakit Adelio dan mulai melontarkan omong kosong. "Kakak, seharusnya bersyukur memiliki aku. Aku punya dua anak kembar sehat, dan mereka calon pewaris yang bisa dibanggakan karena aku melatihnya sejak mereka di dalam kandungan."

Sontak semua orang menjadi gempar. Itu berarti selama ini Adit hanya mengakui anak dari istri sirinya daripada istri sah.

Daichi menepuk punggung Ed. "Tidak apa, setidaknya kamu sudah tahu kalau dia bukan ayah kandung kamu."

Edward tersenyum sedih.

Sayangnya, Adelio tidak merasakan apapun. Jika dulu dia akan marah, sekarang dia tidak akan marah.

"Sudah?"

Adit bingung melihat ketenangan Adelio.

"Meskipun, ayah mengharapkan kamu menjadi pewaris. Aku tidak akan memberikannya sukarela, karena kamu tidak becus mengurus hotel."

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang