TUJUH PULUH

4.2K 295 6
                                    

Kita kembali ke Inggris, saat ini.

"Kinara sudah sadar?" tanya Hendra sambil menyesap kopi di kafe rumah sakit.

Fumiko menghela napas panjang. "Ya, kondisi Adelio bagaimana?"

"Reza dan Arka menemani Adelio, saya tidak mau Adelio bangun dan menyalahkan saya."

Fumiko menggigit bibir bawah, mengingat kembali malam kecelakaan di kota Malang.

Fumiko berdiri dengan langkah gontai melihat mobil mewah yang sebagian hancur menabrak tembok hingga runtuh menimpa mobil, bisa dilihat seberapa keras tabrakan itu terjadi.

Lima mobil menutupi mobil mewah dua pintu itu dan mobil di belakang yang menabrak mobil Adelio.  Garis polisi sudah mengelilingi di sekitar mobil para pengawal.

Reiko yang menemani Fumiko, memeluk erat adiknya supaya tidak pingsan. "Mereka berdua pasti baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," bisiknya.

Untung saja Fumiko dan Reiko juga ada di Malang, sebagai salah satu investor hotel yang dibangun grup Adelio. Begitu mendengar kabar dari salah satu suruhan keluarga Tsoejipto, mereka berdua bergegas datang ke lokasi kecelakaan sementara untuk Adelio diwakili Arka yang sudah memberikan arahan ke para pengawal lalu bicara ke polisi.

Fumiko menggeleng sedih.

Ambulans sudah datang dan bergegas mengeluarkan Adelio dan Kinara dengan hati-hati.

Warga berkumpul tidak jauh dari lokasi dan mengeluarkan kata-kata kasar, menuduh hal jahat.

"SOPIRNYA MABUK PAK POLISI!"

"KAMI LIHAT MOBILNYA NGEBUT KENCANG!"

"TANGKAP SOPIRNYA!"

"MERESAHKAN!"

"SAYA JUGA LIHAT MOBIL-MOBIL HITAM ITU DI BELAKANG!"

"MEREKA JUGA PASTI BALAPAN LIAR!"

"DIAM!" teriak Fumiko dengan suara keras, mengejutkan banyak pihak. "SAUDARAKU KECELAKAAN DAN KALIAN MENUDUHNYA? DIMANA HATI NURANI KALIAN!?"

"OH PANTAS, KAMU SENDIRI APA TIDAK KASIHAN DENGAN RAKYAT KECIL SEPERTI KAMI? JALANAN INI TEMPAT JUALAN KAMI! BEGITU ADA BALAPAN LIAR, PARA PEMBELI KAMI KABUR! KALIAN HARUS GANTI RUGI!"

Reiko benar-benar tidak habis pikir, hanya karena mobil mewah yang mengalami kecelakaan lantas empati mereka hilang. Padahal semua yang mereka tuduhkan itu tidak benar!

Reiko sudah mendengar bahwa Adelio dan Kinara berencana kabur tapi ketahuan keluarga Adelio. Para pengawal mengejar mereka berdua hingga Adelio tidak bisa menguasai mobilnya.

Reiko lantas berteriak. "ARKA! ADA KAMERA MOBILKAN? TUNJUKKAN KE POLISI, AKU AKAN MENUNTUT MEREKA SEMUA YANG BERANI MEMFITNAH KELUARGAKU!"

Arka mengangguk setuju, daritadi juga gerah menjadi tontonan orang-orang dan meneriakkan hal yang tidak benar.

Beberapa warga yang merasa bersalah, mulai kabur. Para pengawal dan beberapa polisi tidak membiarkan hal itu, mereka mulai menangkap para profokator yang berusaha memeras sekaligus mengambil keuntungan.

"Nara! Nara!" Fumiko melihat tubuh Kinara berhasil dikeluarkan dan diletakkan ke tempat tidur dorong.

"Kalau dilihat dari posisi mobil, sepertinya saudara anda melindungi kekasihnya, terlihat tidak ada kerusakan di bagian kiri meskipun mobil penyok di depan dan belakang karena benturan keras," kata polisi.

Arka mengangguk setuju. Dia melihat Adelio juga berhasil dikeluarkan. "Jangan sampai kasus ini terdengar ke luar, saya akan membayar berapapun untuk menutupi kasus ini termasuk menutup mulut para warga."

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang