DELAPAN PULUH DUA

3.9K 335 4
                                    

Dimas membuka mata perlahan, menyesuaikan dengan cahaya kamar. Pertama kali yang dilihat adalah wajah Fumiko tepat di hadapannya.

"Hm?" kedua mata Dimas berkedip. "Apakah aku masuk surga?"

Fumiko tertawa kecil. "Bagaimana bisa kamu masuk surga?"

"Karena aku melihat bidadari cantik."

Kedua alis Fumiko terangkat. "Jadi benar para pria menginginkan surga karena dijanjikan bidadari? Apakah kamu salah satunya juga?"

"Wah, itu pertanyaan sulit dan menjebak. Aku tidak berani mengambil bidadari lain, tapi jika bidadarinya menemani aku sejak kecil- aku berani mengambil dan menculiknya."

Fumiko memeluk erat Dimas yang masih berbaring dan menangis. "Jangan bohong ya, awas kalau kamu bohong! Aku akan mengadu pada Tuhan dan berteriak tidak adil lalu meminta pasangan jauh lebih dari kamu."

Dimas tertawa. "Memang ada pria tampan dan hebat mau menerima wanita barbar seperti istriku yang cantik ini?"

Fumiko menggeleng pelan. "Sepertinya tidak ada."

"Syukurlah."

"Aku mencintaimu, Fumi."

"Aku juga."

Dimas teringat dengan Kinara. "Nara?"

Fumiko menghela napas panjang lalu mulai cerita.

-----

Adit tidak mempercayai pendengarannya ketika pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum datang. "A- aku bangkrut?"

"Ya, rencana semua harta disita karena pailit tapi-"

"Teruskan."

"Karena anda menandatangani persetujuan untuk menyita harta maka pihak bank akan menyita rumah, gedung PH dan dua hotel milik anda termasuk isinya. Sekarang mereka sedang menghitung perkiraan biaya, jika ada kelebihan maka dikirin ke anda tapi jika kurang maka anda harus membayar kekurangan itu. Mereka bersedia menunggu sampai anda keluar dari sel."

"Intinya aku harus menjadi budak mereka!" Adit menggebrak meja dengan geram. "Keluarga Fumoshi benar-benar keterlaluan!"

"Anda bahkan tidak bisa membayar pengacara, jadi perhatikan sikap anda." Pengacara menatap tajam Adit, tidak suka dengan kelakuan Adit.

Adit mendecak kesal.

Pengacara melanjutkan. "Bayi anda-"

"Bagaimana dengan bayiku? Aku baru  ingat kalau belum membayar biaya perawatannya. Apakah dia baik-baik saja?"

"Ada pengajuan hak asuh dengan syarat kedua orang tua kandung tidak boleh menemui si bayi."

"Apa?"

"Awalnya begitu tapi pada akhirnya bayi akan dikembalikan, tapi tidak tahu kemana karena tidak ada yang mau merawat."

"Aku tidak paham."

"Pak Adit, anak bungsu anda terlahir tidak normal."

"Tidak normal?!"

"Kaki bayi itu sedikit bengkok, anda dan istri tidak terlalu memperhatikannya, bukan?"

Adit terkejut. "Anakku- kaki bengkok?"

"Ya, tidak ada kesalahan dalam prosedur melahirkan. Lalu mengingat salah satu anak anda dari mantan istri juga memiliki kasus yang sama jadi kami memperkirakan kalau ini adalah keturunan."

Adit mulai teringat Edward dan Bella yang bukan anak kandungnya. Mereka berdua terlahir normal dan bukan anak kandungnya, lalu teringat dengan si kembar yang terlahir normal. "A- aku bisa melakukan tes dna?"

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang