LIMA BELAS

7.3K 523 0
                                    

Adit menghentikan mobilnya di parkir sekolah, ini hari pertama si kembar sekolah di sekolah milik keluarganya. Adi dan Ari melihat sekeliling area parkir dengan takjub, banyak mobil mewah parkir.

"Ini sekolah kita sekarang, pa?"

"Jangan panggil papa, kitakan sepakat panggil papi. Gak usah ikut-ikutan mereka," tegur Adi ke Ari.

Ari menutup mulut dengan kedua tangan.

Adit tertawa lalu turun dari mobil dan membukakan pintu mobil penumpang belakang. "Jangan nakal di sekolah."

"Oke, papa!" teriak Adi dan Ari serempak.

Adit tidak sengaja melihat Ed dan Bella jalan melewatinya sambil bercanda, ia segera menegur mereka. "Ed, Bella."

Adi dan Ari menatap tidak suka Ed dan Bella, mereka menggandeng tangan Adit di masing sisi supaya tidak diambil kedua anak itu.

Edward menghibur Bella yang menatap iri mereka. Ed tidak iri dan tidak punya kewajiban menyapa Adit, berbeda dengan Bella.

"Kalian berdua menginap dimana? Papa khawatir," kata Adit.

"Di rumah teman mama," jawab Edward sebelum Bella menjawab jujur.

"Tapi, seragam kalian..."

"Pi, apa mereka gak punya uang buat beli seragam?"

"Papi jangan beli seragam buat mereka, kata mami gak boleh."

Edward melihat kebodohan mereka. "Kalian berdua baru masuk sekolah ini? Hari sabtu bajunya bebas."

Daichi yang usianya sama dengan Edward tertawa kecil sambil menepuk bahunya. "Yuk, masuk."

Adit terdiam melihat reaksi dingin Edward, entah kenapa dia merasa mereka akan menjauh. "Seharusnya jangan terlalu lama merepotkan teman mama kalian, mereka punya kehidupan. Pulanglah ke rumah."

Edward berhenti lalu balik badan menatap Adit. "Rumah yang mana?"

Bella memeluk tangan kakaknya dengan erat, dia mengingat perlakuan papa dan si kembar.

"Apa itu didikan mama kalian?" tanya Adit dengan geram. "Kalian tidak akan bisa hidup dengan nyaman di luar sana."

Edward menunjuk si kembar. "Kalau begitu, anda bisa mengusir mereka dari rumah."

Adit menjadi marah. "Jaga bicara, mereka berdua kakak kamu dan Bella!"

Daichi menaikan salah satu alis, kecerdasannya sama dengan Edward. "Bukankah ada Kenzi juga?"

Adit lupa dengan keberadaan Kenzi, anak itu lama hidup di rumah sakit. "Kenzi juga."

Daichi tertawa. "Om, gak ikhlas banget menyebut Kenzi. Apakah karena dia terlahir spesial? Oh, yaa.. kalau bagi orang semacam om, menyebutnya cacat bukan?"

"Kamu-" Adit hendak mendekati Daichi dan menamparnya tapi ditahan oleh bodyguard di belakangnya. Ia menoleh ke belakang, dua bodyguard bertubuh besar dan tinggi sudah berdiri di masing-masing sisi.

Daichi menggelengkan kepalanya dengan miris lalu menarik tangan Ed dan Bella dengan diikuti adik Daichi yang beda dua tahun. Tadi pagi dia sudah mendengar cerita dari bibinya, Reiko.

Daichi juga tidak menyangka kalau Ed adalah anak dari adik papanya, dia tahu bagaimana satu sekolah, guru-guru bahkan kepala sekolah mengucilkan Ed tapi dirinya tidak mau ikut campur, toh kedua orang tua sudah menasehatinya untuk tidak terlalu bergaul dengan anak-anak di sekolah ini dan sekarang setelah mengetahui Ed adalah sepupunya, ia tidak bisa tinggal diam.

Di parkiran, si kembar berusaha melawan bodyguard yang menahan papinya sekaligus menjadi tontonan gratis orang-orang lewat, Adelio yang melihat dari dalam mobil sambil mengetuk jari di setir, tersenyum puas. Tidak sia-sia membawa bodyguard untuk berjaga-jaga, sekarang tinggal mengamankan ibu Ed.

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang