TUJUH PULUH DELAPAN

3.8K 348 25
                                    


Maya tidak berdaya membawa pulang bayi laknat ini ke rumah karena begitu mendengar berita penangkapan Cynthia dan Adit, pihak rumah sakit buru-buru menghubungi dirinya untuk mempertanyakan masalah biaya rumah sakit.

Maya yang hendak menutup sambungan telepon karena tidak mau ikut campur, diancam akan menyebar luaskan di depan publik. Dia terpaksa datang ke rumah sakit dan menjemputnya.

Saat ada dua anak muda melihat cucunya di dalam inkubator, Maya menjadi emosi.

Kenapa di hari tua aku, malah direpotkan masalah seperti ini? bahkan aku tidak bisa melihat kuburan mas karena dikuburkan di tanah pribadi keluarga Sanjaya.

Bayi terus menangis karena lapar, Maya menutupnya di dalam kamar lalu menutup telinga dengan headphone, mulai terhanyut dalam kesedihan di sofa depan tv.

Salah satu pelayan memberanikan diri menenangkan bayi.

"Bayinya lapar, apakah tidak ada susu dan dot bayi?" tanya pelayan itu ke pelayan lainnya.

Yang lain hanya menggeleng miris. Akhirnya mereka patungan membeli susu bubuk dan dot bayi paling murah.

Si bayi mulai kembali tenang lalu tak lama menangis lagi, kali ini para pelayan tidak bisa menenangkan si bayi.

Maya menjadi kesal melihat segerombolan orang tidak becus yang berusaha memanggilnya untuk membantu menenangkan si bayi.

Maya merebut bayi itu lalu hendak melemparnya ke lantai, para pelayan yang melihat itu terkejut lalu salah satu dengan sigap menangkap si bayi sebelum mengenai lantai.

Jantung para pelayan berdebar keras, dari luar terdengar sirine keras dan langkah kaki memaksa masuk ke dalam rumah.

Beberapa polisi menodongkan pistol ke arah Maya, para pelayan menjerit ketakutan lalu salah satu pelayan yang berhasil menangkap bayi, memeluknya dengan erat.

"Ibu Maya, ada laporan masuk bahwa anda pernah menculik dua orang anak," kata polisi.

Maya menjadi linglung. "Anak apa? aku tidak tahu apa-apa."

Salah satu polisi wanita segera menarik tangan Maya ke belakang.

"Kita bahas lebih lanjut di kantor polisi."

"Apa kalian bodoh? Bagaimana bisa aku menjadi pelaku penculikan? LEPASKAN TANGANKU!" teriak Maya yang berusaha memberontak.

-----

Apa kamu tahu, jika kita terhanyut dalam kesedihan dan menyalahkan orang lain atau diri sendiri karena menjadi penyebab kesedihan, maka akan ada energi negatif yang muncul.

Entah kita disuruh bunuh diri, menyakiti diri sendiri atau orang lain.  Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Ini bukan masalah iman yang harus diutamakan, ini masalah pikiran. Pikiranlah yang harus diselamatkan terlebih dahulu.

Apakah kalian tahu arti kata iman? Iman adalah percaya, bagaimana bisa kita memperkuat iman, percaya pada hati sendiri jika pikiran kita percaya telah melemah?

Aku ingin mati, ya sudah mati saja.

Aku ingin bunuh diri, ya bagus- berkurang manusia tidak bergunanya.

Dasar kurang iman!

Dasar penyebar aib!

Begitulah komentar banyak orang ketika ada seseorang yang berbicara di depan umum untuk mencari dukungan.

Padahal mereka hanya ingin meminta tolong, minta dibantu, kenapa kalian malah menyakitinya? dimana cinta kasih kalian? dimana cinta damai kalian? DIMANA?!

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang