TIGA PULUH TIGA

8.1K 570 28
                                    

Sirine polisi terdengar dari luar, memekakan telinga.

Kinara, Fumiko dan Dimas sedang duduk santai di kursi yang disediakan, merapikan diri dengan bantuan para bodyguard.

Adit pingsan sementara Cynthia menangis tersedu-sedu menahan malu, tidak ada yang berani menutupi tubuhnya.

Para jaksa dan hakim berbincang dengan pengacara kedua belah pihak. Polisi masuk ke dalam ruangan dan melihat kekacauan yang ditimbulkan.

"Apa-apaan ini?" tanya polisi A.

"Diskusi antara mantan suami dan istri," jawab Kinara sambil mengikir kukunya dengan santai.

Dimas segera berdiri ketika Fumiko hendak menyisir rambutnya. "Biar aku yang sisir, rambut kamu berantakan sekali."

Fumiko membiarkan suaminya menyisir rambut yang berantakan sambil mengeluh kesakitan. "Ini ulah pelakor sialan itu!"

Cynthia bangkit sambil menutupi dada dengan satu tangan. "Kalian yang berbuat duluan, memukuli kami sampai seperti ini. Ya Tuhan, mas Adit sampai babak belur."

Kinara mendengus keras. "Para polisi ingin menangkap kami? Kenapa? Pasal apa? Penganiaayaan?"

"JELAS-JELAS KALIAN MENGANIAYA KAMI!" tunjuk Cynthia. "PENGACARA! BERITAHU PARA POLISI BETAPA KEJAMNYA MEREKA TERHADAP KAMI!"

"Oh, astaga. Playing victim sekali, memangnya kenapa kami melakukan itu? Kenapa kamu jadi marah-marah sih, padahal kamu sendiri tidur sama suami orang sampai punya anak dan hamil begitu. Lihat pak, perutnya dia buncit gitu padahal sahabat saya hari ini cerainya, gimana kita gak geram?" tanya Fumiko ke polisi.

Para polisi mulai sedikit mengerti. Ini pertengkaran keluarga.

"AKU AKAN MENUNTUT KALIAN!" teriak Cynthia tidak terima.

Kinara bangkit lalu menendang kursi di dekat Cynthia.

Cynthia terkejut. "AAAA!!!"

"Aku juga bisa menuntut kalian atas penyiksaan terhadap anak-anakku, kamu kira dengan aku keluar kota terus-terusan dan bisa datang sesuka hati ke rumahku bisa menjadikan kamu menang?" tantang Kinara.

"TOLONG AKU PAK, DIA AKAN MENYIKSA AKU! AKU SEDANG HAMIL SEKARANG!" teriak Cynthia dengan raut wajah tidak berdaya.

Para polisi menjadi bingung.

Kinara mendekati salah satu polisi lalu mengangkat kedua tangannya sendiri. "Mau borgol saya?"

"Itu-"

Kinara menaikan sudut bibirnya, tidak takut sedikitpun. "Saya hanya seorang ibu yang melindungi ketiga anaknya dari pria brengsek dan selingkuhannya. Lebih baik di penjara menciptakan tempat nyaman daripada melihat penyiksa anak-anak saya bahagia, saya capek sabar menunggu Tuhan membalas."

Fumiko mengangguk setuju. "Menurutku rugi sekali membiarkan waktu berjalan begitu saja melihat mereka bahagia lalu kita ikhlaskan supaya mereka mendapatkan karma? Hah! Anak-anak kita dan kitanya sudah menderita, pasti butuh penghiburan yang luar biasa."

Semua orang tidak bisa membalas ucapan Fumiko dan Kinara, secara emosional hal itu memang dibenarkan untuk korban selingkuh tapi secara sosial salah. Biar bagaimanapun tidak bisa main hakim sendiri.

Kinara memiringkan kepalanya. "Saya jadi ditangkap?"

Salah satu polisi yang baru menerima telepon segera memborgol Kinara, Fumiko, Dimas.

Sebelum pergi Kinara mengingatkan Cynthia. "Cynthia."

Cynthia mengangkat kepalanya dengan kesal dan raut wajah penuh kemenangan. "Apa sih?"

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang