ENAM PULUH ENAM

4.4K 367 6
                                    


Adelio menarik tangan wanita itu untuk menjauh. "Jangan ganggu tamu!"

Adelio menoleh ke belakang sebentar dan melihat Kinara membuat kode mengangkat tangan di samping telinga, jari kelingking dan jempol diangkat sementara jari lainnya dilipat.

Setelahnya Kinara menutup pintu kamar dengan jantung berdebar. "Apa yang sudah kulakukan?"

Menyuruh mantan tunangan menghubungiku lagi? ini gila!

Sudah hampir dua tahun lamanya, Kinara tidak bertemu Adelio setelah mengatakan ingin berpisah. Adelio juga tidak berkomentar apa-apa.

Kinara takut, menyakiti hati Adelio lagi. Dia segera naik ke tempat tidur dan memejamkan mata, berdoa waktu berlalu cepat.

-----

"Nara, Nara."

Kinara merasa tubuhnya digoyang pelan, lalu membuka mata perlahan. Tangannya yang mengepal hendak menggosok mata tiba-tiba ditarik.

"Jangan menggosok mata dengan tangan, takutnya ada kotoran mata masuk."

Kinara perlahan membuka mata dan menatap sosok yang dikenalnya, otak masih bekerja lambat karena tiba-tiba terbangun?

"Nara?"

Kinara mengedipkan mata. "Ade?"

Adelio tersenyum lalu menyelipkan rambut di belakang telinga. "Dimana Adit?"

Begitu mendengar nama suaminya, mata Kinara berkaca-kaca. Melupakan rasa penasarannya kenapa Adelio bisa masuk- lalu dia teringat kalau pria di hadapannya ini adalah pemilik hotel.

Kinara menangis di dalam pelukan Adelio. "Aku minta maaf, apakah begini perasaan kamu saat aku mengatakan itu?"

Adelio memejamkan mata. "Ya, tapi aku mencoba yang terbaik untuk ikhlas. Karena aku tidak ingin memaksakan kebahagiaan orang yang aku cintai."

Kinara memeluk erat Adelio. "Maaf, maaf."

Adelio menghela napas panjang. "Apakah Adit tahu kamu mantan tunanganku?"

Kinara menggeleng cepat. "Tidak ada yang tahu hubungan kita, pagi tadi kamu tidak datang."

Adelio mengetuk pelan kepala Kinara. "Tidak mungkin aku datang disaat berduka, aku patah hati dan melihatmu bahagia? kamu kejam mbak, kejam."

Wajah Kinara yang tadinya sedih, tertawa kecil lalu memukul pelan dada Adelio. "Diam ah!"

Adelio tersenyum lalu menghapus kedua air mata Kinara. "Nara, apa yang kamu lihat tadi di tempat Adit?"

Kinara menatap rumit Adelio. "Kamu tidak diberitahu?"

"Aku takut bertanya, takut hatiku menjadi goyah lalu mengejar dan memelukmu."

"Seperti yang kamu lakukan sekarang?"

"Seperti yang aku lakukan sekarang. Apakah kamu melihat dia selingkuh?"

Raut wajah Kinara berubah sedih. "Kamu tahu?"

Adelio menggeleng lalu menempelkan dahinya ke dahi Kinara. "Hanya menebak."

"Dia tidur bersama wanita lain dan bicara mengenai nikah siri, aku tidak tahu apakah dia sudah menikah atau akan menikah siri."

Adelio menghela napas panjang. "Hm."

"Apakah semua yang aku lakukan salah? aku hanya ingin mengejar mimpi dan cinta pertamaku."

"Tidak, kamu tidak salah."

"Benarkah?"

"Ya, manusia harus gigih dalam mengejar mimpinya tapi tidak boleh menyakiti orang-orang di sekitar."

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang