TIGA PULUH DUA

7K 553 36
                                    

Warning!
Jangan makan sambil baca ini :')

----------------------------------------------------

Apa yang paling menyakitkan di dunia ini? Bertahan! Kita harus bertahan dalam kondisi apapun.

Harus tersenyum ketika ada yang menyakiti kita, tidak boleh marah ataupun menangis. Jika kita marah, kita dianggap orang jahat. Jika kita menangis, kita dianggap drama. Keputusan terbaik adalah memendamnya seumur hidup.

Semenjak menikah dengan Adit, Kinara jarang marah atau menangis di depannya. Bahkan ketika seluruh dunia menunjuk dirinya, dia hanya pura-pura tidak tahu. Seluruh dunianya hanya berpusat di Adit.

Kinara jatuh hati pada Adit, sang penyelamat hidupnya. Mereka berjanji menikah di masa depan sehingga membuat Kinara mati-matian mengabulkan harapan masa depannya.

Sama seperti Adelio. Jika marah, dia dianggap tidak menghormati kedua orang tuanya. Jika menangis, dia dianggap lemah dan diejek. Dia mengalihkan rasa sakit dengan mencintai tunangannya.

Dan sekarang adalah puncak dari perasaan sakit hati mereka berdua.

Efan sigap menghadang ayah Adelio yang hendak menerjang ibu Adelio. "Sabar bro, jangan melakukan kekerasan!"

"Heh! Kamu memang hebat dalam mengurus anak," sindir ayah Adelio sambil mundur beberapa langkah karena takut dipukul Efan yang berotot.

Ibu Adelio menghela napas berat. "Apa kamu tidak merasa malu? Bukankah sifat emosional Ade mirip dengan kamu? Merusak barang, hanya saja Ade tahu batasan, berbeda dengan kamu."

"DIAM!" geram ayah Adelio sambil menunjuk ibu Adelio. "Untung saja aku berpisah denganmu! Pilihanku memang tepat!"

Ibu Adelio mengangkat dagu dengan angkuh lalu melirik Maya. "Ya, benar. Memang pilihan tepat."

Adi dan Ari masuk ke dalam rumah dalam kondisi kebingungan. Banyak orang berkumpul di depan pagar, semua mobil rusak lalu ada mobil mewah menabrak pagar hingga rusak.

Adi masuk ke dalam rumah dengan ketakutan. "Kakek, nenek!"

Maya memeluk cucu kembarnya. "Sayang, astaga. Kenapa kalian berdua disini? Cepat masuk ke dalam kamar, disini banyak orang jahat."

Ari memeluk kaki kakeknya dengan ketakutan. "Kakek, anak haram itu jatuh dari tangga terus kepalanya berdarah. Gimana ini kakek? Ari gak sengaja melepas tangannya, Ari gak masuk penjarakan? Ini salahnya Daichi juga karena ikut campur di sekolah."

Ibu Adelio berdehem lalu menyerahkan tas tangan ke Efan. "Di dalam ada handycam, rekam semuanya sebagai bukti."

Efan menjadi bingung meskipun tangannya bergerak cepat mengeluarkan handycam. "Ya?"

Ibu Adelio tersenyum dingin lalu tiba-tiba menerjang Maya dan menjambak rambutnya. "Dulu aku bertahan supaya putraku bisa menghormati ayahnya, termasuk mendiamkan kamu. Ternyata aku tidak bisa diam begitu saja mendengar Ed disebut!"

"AAAA!!!" jerit Maya kesakitan, berusaha melindungi rambutnya.

Efan yang sudah merekam dengan dilindungi body guard menjadi bingung. "Wah, kekuatan batin seorang nenek memang hebat, bisa tahu siapa yang dimaksud mereka."

"Kamu! Suamiku, tolong aku!" jerit Maya.

Ana yang sudah mengangkat pot tanaman, hendak melemparnya ke ibu Adelio. Ditendang Reiko.

Ana jatuh tersungkur, pot tanaman hampir menimpa tubuhnya. "Aduh!"

Reiko menjambak rambut Ana dengan penuh dendam. "Jadi ini wanita yang sudah menyiksa empat keponakanku yang lucu?"

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang