EMPAT PULUH EMPAT

5.7K 447 4
                                    

Kinara pulang ke rumah tepat jam 8 malam, mencium bau wangi makanan. Adelio menyambutnya dengan senyum tampan.

"Sudah pulang? bagaimana hari pertama bekerja?" tanya Adelio sambil melepas apron.

Kinara memeluk suami dengan mesra. "Capek, tapi begitu mencium harum makanan dan melihat senyum tampan seseorang rasanya capek hilang begitu saja."

Adelio tertawa. "Pasti sulit menangani Adit, aku sudah dengar kamu menuntutnya."

Dahi Kinara berkerut lalu mendongak. "Kamu memantau?"

Adelio menatap tidak bersalah Kinara. "Aku tidak bisa melihat istriku kesulitan di hari pertama, aku juga tidak mengganggu bukan?"

Kinara tersenyum. Dulu saat pulang kerja, Adit hanya bermain handphone di kamar atau sibuk di ruang kerja. Tidak menyambut, tersenyum bahkan bertanya hari pertamanya bekerja.

Seingat Kinara dulu, di hari pertama bekerja. Adit duduk di depan tv sambil sesekali memegang handphone, ketika Kinara mencium pipi dan memeluknya dari belakang. Adit marah dan bilang tidak suka dikejutkan seperti anak kecil, sejak itu Kinara tidak mau berinisiatif melakukan skin ship jika Adit tidak melakukannya terlebih dahulu.

Adelio yang selalu dihindarinya di masa lalu malah menyambutnya dengan ramah bahkan memperhatikan dari jarak jauh.

Wajah Kinara dibenamkan di dada Adelio, sayang sekali mereka tidak bisa melakukan hubungan suami-istri sampai resmi menikah secara agama. "Terima kasih."

Kenzi dan Bella yang duduk di kursi makan, hanya melirik sebentar lalu kembali melanjutkan makan. Mereka tidak ingin mengganggu interaksi kedua orang tuanya.

Kinara yang menyadari keberadaan kedua anaknya, menjauh dari Adelio lalu mencium ujung kepala mereka. "Bagaimana hari pertama sekolah?"

Bella menggigit besar-besar daging rawonnya. "Teman-teman ajak Bella bermain princess terus Bella jadi putri Belle seperti nama Bella."

"Tidak ada masalah di hari pertama saat di kelas. Cuma banyak yang menatap aneh kaki Kenzi."

Kinara menatap Adelio. "Dan daddy, bagaimana hari pertama menjadi bapak rumah tangga?"

Adelio nyengir. "Daddy bersyukur punya anak dan istri mandiri, baju diletakan di bak laundry sehingga memudahkan daddy langsung mencuci, kamar juga begitu bangun langsung dibersihkan sendiri jadi daddy cukup bersih-bersih di luar kamar. Meskipun semua sibuk dengan kegiatan luar, tidak lupa dengan kewajiban di rumah. Daddy bangga dan terharu."

Bella tertawa kecil. "Kak Ed selalu bilang, kalau kita kesal ada orang yang menyentuh barang dan taruh di tempat yang tidak kita sukai, harusnya bersihkan kamar sendiri. Makanya Bella selalu bersihkan kamar sendiri."

"Kenzi juga diajarkan kak Ed, tidak boleh bergantung pada orang lain di rumah sakit kecuali saat kita sakit."

Dada Adelio dan Kinara semakin sesak, betapa besar peran Edward sebagai kakak pertama.

"Ada kabar dari ibu?" tanya Kinara.

Adelio menggeleng pelan. "Setiap hari aku sudah telepon dan kata ibu, kondisi masih sama."

Kinara mengangguk pelan lalu pamit. "Aku, mandi dan ganti baju dulu."

Adelio menepuk kepala kedua anaknya dan menemani mereka, biarkan istrinya punya waktu sendiri. "Terus apalagi yang dikatakan kakak Ed?"

Kenzi dan Bella bergantian cerita, kadang bangga, kadang juga sebal karena kakaknya terlalu pengatur bagi mereka.

Adelio sesekali menimpali dan memberikan penjelasan yang mudah mengerti lalu tertawa bersama mereka berdua.

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang