DUA PULUH TUJUH

6.2K 449 2
                                    


Mama Kinara melihat kursi roda cucunya tergeletak di kamar keluarga tiri Adelio.

Dua satpam dengan ketakutan memperbaiki posisi kursi roda.

Mama Kinara menatap Adit. "Kenapa kamu tendang kursi roda anak kamu?"

Adit tertawa. "Anda siapa? jangan suka ikut campur masalah orang."

Mama Kinara yang memakai jas putih, melepas stetoskop dan masukan ke dalam saku jas. "Saya mama Kinara."

Cynthia dengan cepat menoleh. "Apa?"

Mama Kinara menaikan salah satu alisnya. "Terkejut? jauh lebih baik dari anak PNS yang kalian banggakan, bukan? Saya punya saudara yang juga PNS tapi tidak sesombong kalian, tingkat berapa orang tua kamu?"

Cynthia terbata-bata. "Tingkat... itu..."

Adit menghalangi pandangan mama Kinara. "Jangan bohong, selama ini Kinara tidak pernah cerita mengenai keluarganya."

"Oh, tentu saja. Kami tidak setuju dia mengejar kamu. Jadi dia lebih suka memutuskan hubungan dengan kami." Mama Kinara melipat tangan. "Ternyata dia mengejar pria brengsek."

Maya menunjuk mama Kinara. "Kamu berani sekali mengatai putraku, kamu tidak tahu siapa dia? Cynthia seorang artis, kalah dengan anak kamu!"

"Memangnya siapa putramu?"

"Putraku pengusaha terkenal, mantan aktor juga. Seharusnya kamu bangga punya menantu seperti putraku." Maya membanggakan putranya.

"Pengusaha? Pengusaha apa? Ah, aku ingat sekarang! bukankah kamu itu pelakor ya? yang berusaha menghancurkan rumah tangga keluarga temanku."

Maya bingung. "Te- teman...?"

"Kenapa? Tidak bisa bicara? Oh..." mama Kinara menepuk tangannya. "Kamu bangga anak kamu pengusaha? lalu bagaimana dengan putriku yang sudah menolong kalian dari bawah? Mengungkit? Ya, untuk orang-orang tidak tahu diri seperti kalian sebaiknya kita harus mengungkit masa lalu bukan?"

"Ada apa ini?" Ibu Adelio dan Fumiko berdiri di belakang mama Kinara, dia melihat suaminya duduk di tempat tidur dan keluarga baru berkumpul di satu ruangan.

"Kenzi hilang, anak buahku melihat cctv dan menemukan kursi roda Kenzi ditinggal, yang lain sedang mengejar anak-anak," jawab mama Kinara.

"Yang lain?" tanya Fumiko.

"Daichi dan Edward juga," jawab mama Kinara.

"Tunggu, tunggu... ini jam sekolah, kenapa mereka disini?" panik Fumiko.

"Tenang Fumi, sudah ada yang mengejar anak-anak. Ada saksi yang bilang mereka masuk ke perumahan dekat sini."

Fumiko menghela napas lega.

Ibu Adelio menatap lurus suaminya, Maya berdiri di samping tempat tidur dan menggenggam tangan ayah Adelio. "Adelio sudah cerita semuanya?"

Ayah Adelio tidak menjawab.

"Aku sudah mengajukan cerai ke pengadilan agama, semoga kamu bisa bahagia dengan kekasihmu itu."

"Setelah menghancurkan hubunganku sekarang kamu malah pergi?" ejek ayah Adelio.

Ibu Adelio tertawa kecil. "Apa kamu lupa, waktu itu aku suruh pilih?"

"Justru karena kamu menyuruhku jadinya..."

"Kamu hanya menyesali pilihan," potong ibu Adelio. "Kamu tidak cerita ke Maya kalau kamu takut miskin waktu itu?"

"Cerita karangan apa lagi yang kamu buat?" Maya membela suaminya.

ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang