Adit merasa bersalah. "Kinara."
Kinara tersenyum ke suaminya, tidak ada tatapan menyedihkan atau lemah. Ia tidak mau menunjukan itu ke musuh-musuhnya.
"Kamu tidak bertanya apalagi mencariku semalaman, untung saja rekan kerjaku datang dan menolong. Kalau aku sudah mati sekarang, mungkin saat ini kalian tertawa dan mengambil barang-barangku lalu mengusir anak-anakku."
"Kinara, aku tidak bermaksud begitu." Adit maju untuk memeluk istri yang sudah dia nikahi selama dua belas tahun.
Kinara menggerakan kursi roda untuk mundur lalu bicara ke baby sitter untuk segera mengemas barang-barang Ed dan Bella.
"Anak-anak kamu bisa tidur di kamar anak-anakku, hanya saja kamu harus membeli kasur tambahan."
Adit mengerutkan kening.
"Barang-barang di kamar kedua anakku itu memakai uangku dan aku tidak rela ada perampok disini mengklaim barang-barangku, kecuali kamu mau membelinya, aku bisa menyerahkan semuanya."
Cynthia berwajah masam. "Seharusnya kamu mengajarkan anak-anak untuk bisa mengalah ke kakak-kakaknya."
"Oh, sudah. Mereka sudah ikhlas memberikan kamarnya ke anak-anak kamu, malam ini mereka berdua sudah kehilangan kamarnya sendiri," kata Kinara.
Edward dan Bella saling menggenggam tangan lalu berjalan ke kamar dengan dituntun baby sitter.
"Ed dan Bella bahkan tidak memukul kedua anak kamu, mereka hanya bertahan lho. Lalu apa yang sudah kamu lakukan bersama anak-anak kamu?" tanya Kinara ke Adit.
Adit tidak mampu menjawab, ia sendiri juga menyaksikan kedua anak kembarnya menyerang kedua adiknya lalu wanita yang ia cintai malah menjambak rambut kecil Bella untuk memisahkan anak perempuan kecil yang sedang melindungi kakaknya.
Edward dan Bella hanya melempar boneka lalu bersikap defense, penyerangan mereka pun ada alasannya.
Adit memijat keningnya, dia harus bersikap adil tapi dia juga merasa kasihan dengan kedua anak kembarnya yang tidak pernah merasakan kamar besar. Edward dan Bella juga masih terlalu kecil menggunakan kamarnya sendiri.
"Berapa harga isi kamar Ed dan Bella?" tanya Adit.
"Dua milyar."
Cynthia berseru. "Itu terlalu mahal!"
Kinara membungkam Cynthia. "Justru karena tahu itu mahal, kamu berusaha merebut kamar anak-anakku bahkan mengambil barangku tanpa izin."
"Jangan lupa mas, aku memesan dekorator waktu itu untuk mendekorasi kamar anak-anak. Kamu pun setuju."
"Itu memakai uang suami kamu, jadi tidak pantas Adit membayarnya." Ibu mertua sudah tidak tahan mendengarnya, awalnya ia merasa kasihan dengan Kinara tapi, begitu mendengar menantunya berusaha memeras putra kesayangan, ia mulai ikut campur.
"Apa kamu tidak bilang ke ibu, mas. Kalau aku punya gaji sendiri?" tanya Kinara.
"Itu tidak masuk akal!" teriak ibu mertua.
Adit membela Kinara. "Nara memang punya gaji sendiri."
Ibu mertua sangat patriak, begitu mendengar Kinara punya gaji sendiri. Dia tidak terima, ini perusahaan anaknya. Sebagai istri, Kinara cukup membantu dan menerima uang bulanan, bukannya gaji sekaligus uang bulanan.
Kinara tahu jalan pikiran ibu mertuanya. Anda pikir, saya kerja gratis? sorry!
Ibu Adit menunjuk Kinara dengan geram. "Adit masih punya saudara dan keponakan, tanggungannya banyak dan dia harus memberikan uang ke menantu tidak tahu diri ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARE YOU DONE, MY DEAR? [TAMAT]
RomansaKinara dikenal sebagai wanita jahat yang merusak hubungan suaminya sebelum menikah. Setelah 12 tahun berlalu dan memiliki 3 anak, semua terkuak. Suaminya masih memiliki hubungan dengan mantan tunangan dan memiliki anak kembar bahkan seluruh perhiasa...