Yena dan ketiga temannya berkumpul di aula utama sekolah yang terletak di lantai 9. Hari Jumat sepulang sekolah ini para pendaftar kepanitiaan sekolah diminta untuk berkumpul di aula untuk pembacaan hasil seleksi tahap pertama.
Jadilah Yena bersama ketiga temannya itu duduk di deretan kursi nomor 3 dari depan sambil saling mengobrol. Kira-kira ada 100 lebih siswa-siswi yang berada di aula saat ini.
Seseorang mengetuk mic diatas panggung di bagian depan aula. Seluruh perhatian murid langsung tertuju kesana.
"Tes... tes... Oh, udah bisa, nih!"
Jantung Yena berdegup sangat kencang. Ini kali pertamanya mendaftarkan diri ikut kepanitiaan sekolah. Ia sangat berharap bisa diterima, untuk menambah pengalamannya berorganisasi.
Seorang laki-laki berjalan ke tengah panggung, mengambil alih microphone yang sebelumnya dites oleh salah seorang anggota OSIS.
Laki-laki itu berdeham lalu membuka mulutnya, bersiap untuk menyapa adik-adik kelasnya.
"Selamat siang semuanya," sapa laki-laki itu.
"Siang, Kak!" koor para calon panitia.
Yena menganga lebar. Ia perlahan menoleh ke arah tiga temannya yang sama kagetnya dengan dirinya.
"Kok enggak ada yang ngasih tahu gue kalau dia yang bakal ngumumin? Dia panitia juga?" tanya Yena sambil berbisik.
"Na, kalau gue tahu gue udah kasih tahu lo dari awal gue nawarin lo daftar," jawab Yesoo.
"Maaf kalian agak lama menunggu. Ada kesalahan teknis sebentar di belakang," ujar kakak kelas laki-laki itu.
"Sebelum kita masuk ke pengunguman calon panitia yang lolos tahap 1, saya akan perkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Kim Youngjo, biasa dipanggil Ravn. Ketua panitia event sekolah tahun ini. Saya sangat senang pas tahu banyak sekali yang tertarik untuk ikut kepanitiaan ini."
Yena menangkup wajahnya. Entah mengapa tiba-tiba wajahnya menyemburkan warna merah bak tomat rebus.
"Eh, lah, dia ketuanya?!" tanya Saemi tidak percaya.
"Asik Yena... Makin lancar deketinnya," goda Yeona.
"Ck, jangan gitu, dong!" balas Yena sebal.
"Idaman banget gak sih, Na? Ketua PASKIBRA, sekarang ketua panitia juga. Pinter pula, anak olimpiade, gila sih," ujar Yesoo.
Yena mendengus. Ia menutupi kedua telinganya karena tak mau mendengar olokan ketiga teman-temannya itu.
"Daripada berlama-lama, saya langsung umumkan saja siapa yang lanjut ke seleksi tahap 2, ya. Dari 150 pendaftar hanya akan dipilih 70 orang yang lolos ke tahap 1. Kemudian, di tahap 2 nanti hanya akan dipilih 25 orang untuk resmi menjadi panitia event tahun ini," jelas Ravn.
Ravn nampak membalikkan sebuah kertas yang ia pegang.
"Oke. Saya bacakan, ya. Mulai dari Badan Pengurus Harian atau BPH. Sekretaris 2..."
Yena menyimak setiap kalimat yang Ravn ucapkan. Ah, tidak. Sebenarnya ia hanya tersihir wajah Ravn yang terlihat sangat berwibawa di depan sana. Rahangnya yang tegas dan hidungnya yang mancung seolah-olah memang ditakdirkan untuk berdiri di atas panggung.
Saking asiknya Yena menatap kakak kelasnya itu, tiba akhirnya Ravn akan mengumumkan calon panitia yang lolos tahap 1 bagian divisi acara, divisi yang Yena daftarkan.
"Divisi acara. Yang Hyunjae, Min Daewon, Han Byeoli, Min Yoohyeon, Park Yuri, dan..." Ravn tiba-tiba berhenti berbicara, membuat siswa-siswi di aula tersebut saling berbisik satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube Lover || ONEUS RAVN
FanfictionYena tidak pernah berpikir dirinya akan jatuh hati pada seorang kakak kelas super dingin dan misterius bernama Ravn. Dibalik sikap dingin Ravn, ternyata laki-laki itu memiliki masa lalu yang cukup kelam. Mampukah Yena meluluhkan hati Ravn? Apakah Ye...