"Kak Rav."
Ravn menoleh ke arah Yena yang menghampirinya dengan dress selutut berwarna merah muda dibalut kemeja kotak-kotak yang menutupi bahunya. Yena duduk di hadapan Ravn di cafe milik kakak kelasnya itu.
"Maaf, Kak, nunggu lama, ya?" tanya Yena.
Ravn menggeleng.
Yena mengernyitkan dahinya. Wajah Ravn terlihat berbeda. Bibir laki-laki itu sedikit pucat bahkan terlihat pecah-pecah.
"Kakak enggak apa-apa?" tanya Yena.
"Emang gue kenapa?" balas Ravn.
"Muka kakak keliatan pucat," ucap Yena.
"Gue gak pa-pa," ujar Ravn.
Yena mengangguk paham.
"Pesen minum dulu, sana," suruh Ravn.
"Nanti aja, Kak. Belum mau," tolak Yena.
"Kenapa kakak suruh aku kesini?" tanya Yena.
Ravn menatap Yena dengan tatapan sayu. Wajah laki-laki itu benar-benar pucat, seperti orang kurang sehat.
"Kak...?" panggil Yena khawatir.
"Gue cuma mau lihat lo," jawab Ravn yang sukses membuat jantung Yena berdegup tak karuan.
Anjir, apa-apaan kok tiba-tiba ngomong gitu? pikir Yena bahagia.
Ya, mana mungkin Yena tidak bahagia, kan? Ravn laki-laki pertama yang mampu membuatnya jatuh hati pada orang lain, kakak kelasnya pula. Benar-benar pengalaman yang tidak mau Yena lupakan.
"Kakak beneran enggak apa-apa?" tanya Yena. "Wajah kakak pucet banget."
Yena mengedarkan pandangannya. Menyadari cafe Ravn sore hari itu benar-benar sepi membuat Yena semakin diselimuti rasa bingung.
Ravn menggeser kursinya menjadi di sebelah Yena. Yena sontak menahan nafasnya saat Ravn dan dirinya berada sedekat ini.
"Ini... cafenya tumben sepi, Kak," ujar Yena sembari mengusir rasa gugupnya.
"Hm." Ravn hanya berdeham.
"Pegawainya pada kemana?" tanya Yena.
"Gue sengaja tutup cafe lebih awal," ujar Ravn.
Yena mengernyit. "Kok?"
"Karena lo mau kesini, jadi gue mau berdua sama lo."
Yena menelan salivanya. Laki-laki di sebelahnya ini benar-benar tidak nampak seperti kakak kelas super dingin yang biasanya ia temui. Nada bicaranya yang biasanya tegas itu seketika melembut.
Ravn tiba-tiba meletakkan kepalanya di bahu kanan Yena membuat Yena sedikit berjengit kaget.
"Kak-"
"Biarin begini. Sebentar aja," pinta Ravn.
Yena benar-benar kebingungan sekarang. Sebenarnya ada apa dengan Ravn? Laki-laki itu tiba-tiba mengajaknya bertemu di cafe, cafenya pun sengaja ditutup lebih awal hanya karena Yena mau pergi mengunjunginya, dan sekarang Ravn malah bersandar di bahunya.
"Kak Rav?" panggil Yena pelan.
Merasa bahunya menghangat, Yena memberanikan diri meraba leher Ravn.
"Kak?! Kok panas? Kakak demam?!" tanya Yena panik.
Ravn menggeleng pelan.
"Kak, mending kita pulang-"
"Enggak mau."
![](https://img.wattpad.com/cover/301038623-288-k309744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube Lover || ONEUS RAVN
FanfictionYena tidak pernah berpikir dirinya akan jatuh hati pada seorang kakak kelas super dingin dan misterius bernama Ravn. Dibalik sikap dingin Ravn, ternyata laki-laki itu memiliki masa lalu yang cukup kelam. Mampukah Yena meluluhkan hati Ravn? Apakah Ye...