10°C

65 11 0
                                    

Ravn tengah sibuk memainkan ponselnya di sebuah bangku yang terletak di luar kelasnya saat jam istirahat pertama. Sudah menjadi rahasia publik bahwa seorang Ravn malas pergi ke kantin, bahkan teman-temannya tidak heran soal itu karena Ravn memang jelmaan es batu abang-abang Milo.

Ravn mengalihkan pandangannya dari ponselnya saat menyadari ada seseorang yang duduk di sampingnya diam-diam.

Ravn mengalihkan pandangannya dari ponselnya saat menyadari ada seseorang yang duduk di sampingnya diam-diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Rav."

Ravn mendengus panjang. Ia tidak membalas sapaan gadis itu, malahan ia kembali fokus ke ponselnya seolah-olah perempuan itu tidak ada di sebelahnya.

"Enggak ke kantin?" tanya perempuan itu membuka topik.

Tidak ada jawaban.

"Gue pengen roti bakar, nih. Lo mau ikut ke kantin sama gue?" tawarnya.

Masih sama, tidak ada jawaban. Perempuan di samping Ravn itu mulai berpikir ia tengah berbicara dengan sebuah manekin.

Gadis itu merogoh kantong rok sekolahnya dan mengeluarkan sebuah cokelat bulat yang terbungkus plastik berwarna kuning emas.

"Buat lo."

Ravn melirik cokelat itu tanpa mengambilnya.

"Tadi gue sisain buat lo karena ingat. Nih, ambil, ya?"

Perempuan itu mendengus panjang. Sikap Ravn ini kadang bisa membuat orang lain darah tinggi. Dengan cepat ia meraih tangan kiri Ravn dan meletakkan cokelat itu diatas telapak tangannya.

"Kalau dikasih, diterima. Gak sopan banget," ketus perempuan itu.

"Gue gak mau," tolak Ravn.

"Urusan lain, intinya diterima dulu," balas perempuan itu.

"Terus, gue apain?" tanya Ravn dingin.

"Ya terserah. Intinya diterima dulu," jawab perempuan itu sedikit kesal.

Ravn menghela nafas panjang. Ia mengembalikan cokelat itu ke perempuan di sampingnya, membuat perempuan itu menatap Ravn kecewa.

"Semua udah gak sama, Young," ucap Ravn telak.

Perempuan bernama Hayoung itu membungkam bibirnya. Hatinya terasa sakit mendengar Ravn mengeluarkan kalimat tersebut, seolah-olah laki-laki itu memang tidak memiliki perasaan.

"Berhenti memperlakukan gue kayak gini. Udah gak mempan," kata Ravn.

"Si-siapa bilang semua masih sama? Gue cuma mau kasih itu, gak ada maksud lain," elak Hayoung.

"Kalo gitu, balik main sama temen-temen lo. Gue mau sendiri disini," suruh Ravn.

"Gue cuma mau ajak lo ke kantin karena gue kasihan lihat lo sendirian, Rav. Temen-temen lo juga pasti di kantin semua. Gue enggak suka lihat lo sendirian," jelas Hayoung.

"Kenapa baru kasihan sekarang?" tanya Ravn.

Hayoung terdiam.

"Dulu kemana aja?" lanjut Ravn.

Ice Cube Lover || ONEUS RAVNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang