37°C

50 6 0
                                    

Yeona mengernyitkan dahinya saat ia melihat Yena menidurkan kepalanya di atas meja di atas tumpukkan buku-bukunya. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 6 lebih 15 menit, tetapi Yena sudah terlihat tidak bersemangat.

"Woi, Na," panggil Yeona lalu duduk di samping Yena.

Yena hanya berdeham tanpa mengangkat kepalanya.

"Lo kenapa? Sakit?" tanya Yeona.

Yena menggeleng pelan. Ia masih menutupi wajahnya.

"Enggak tidur ya lo semalam? Masih pagi udah lemes," tanya Yeona lagi.

Yena menghiraukan temannya itu. Satu menit kemudian, ia menatap Yeona dengan wajah kusutnya.

"Buset. Kayak habis ngeronda aja lo semalem. Mata lo item banget kayak panda. Habis ngapain lo?" tanya Yeona.

"Gue mau nanya sama lo," ucap Yena.

"Nanya tinggal nanya, jir," balas Yeona.

"Lo bisa bahasa asing apa selain Inggris?" tanya Yena.

"Kenapa lo tiba-tiba nanya gitu?"

"Dih, tinggal jawab."

"Kagak ada. Gue cuma bisa bahasa Inggris."

Yena mendengus panjang. Pupuslah harapannya mengetahui bahasa apa yang Ravn katakan kepadanya kemarin sore. Semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan kalimat tersebut. 

Ngapain sih Kak Ravn make bahasa asing segala? Gue kan kagak ngerti, rutuk Yena dalam hati.

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu, woy."

Yena mengerjapkan matanya. Tak sadar ia telah melamun lagi.

"Daripada lu enggak jelas gini, mau ke perpus, gak? Pada ngumpul disana, noh," ajak Yeona.

"Yaudah, ayo," balas Yena setuju.

Lebih baik gue tanya aja lagi ke Kak Ravn nanti, pikir Yena lalu berjalan menuju perpustakaan bersama Yeona.
________________________________________________________________________________

Ravn menikmati jam istirahatnya bersama keempat temannya. Iya, hanya empat karena Leedo seperti menghilang sejak pagi. Tidak terlihat batang hidungnya.

"Rav, pulang sekolah main basket mau gak?" ajak Hwanwoong.

Seperti biasanya, Ravn hanya sibuk dengan makanannya tanpa menjawab ajakan Hwanwoong.

"Paling alasannya kayak biasa, 'Udah kelas 12, belajar. Jangan main melulu'," sahut Seoho.

"Gue enggak berniat jawab gitu padahal," elak Ravn.

"Iya, udah lama enggak main. Lo kebanyakan organisasi, sih. Isinya rapat melulu, main sama kitanya jarang," timpal Keonhee.

"Main melulu di pikiran lo," ucap Ravn.

"Udah, jangan debat. Mau main apa enggak?" tanya Xion.

Ravn berdeham, kemudian melahap makanannya lagi.

"Asik... Bener, nih? Lo enggak ada rapat?" tanya Hwanwoong memastikan.

"Gue balikin pertanyaannya, 'lo' gak ada rapat?" balas Ravn.

Hwanwoong menyengir. "Aman."

"Gue ikut, asal laporan Hwanwoong harus diserahin ke gue lusa," suruh Ravn.

"Iya iya siap Pak Ketua," balas Hwanwoong.

Kelima orang itu kembali sibuk dengan makanannya masing-masing. Tiba-tiba, Leedo mendatangi meja mereka dan menyerahkan sebuah amplop putih kepada Ravn.

Ice Cube Lover || ONEUS RAVNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang