43°C

48 7 3
                                    

Hayoung bersama teman-temannya berkumpul di taman belakang sekolah saat jam istirahat kedua tengah berlangsung. Sebetulnya mereka sangat jarang mengunjungi taman tersebut, hanya saja kali ini Hayoung ingin sekali merasakan ketenangan yang hanya bisa didapat disana.

Terlihat Sera tiba-tiba berlari ke arah mereka dengan keringat membasahi lehernya. Gadis itu berhenti tepat di depan Hayoung sambil mengatur nafasnya.

"Lo kenapa?" tanya Chaerin di samping Hayoung.

"Gue... gue dapat informasi...," jawab Sera dengan nafas berat.

"Harus banget lo sampe lari-lari gini? Kenapa, sih?" tanya Eunchae.

Sera menaikkan jari telunjuknya, meminta teman-temannya untuk memberinya waktu sejenak untuk mengatur nafasnya.

"Informasi apaan, Ra? Jangan bikin penasaran," tanya Yujeong.

"Oke... oke, dengerin," pinta Sera.

"Gue tadi lewat ruang guru, gue lihat guru-guru lagi pada rapat dan gue enggak tahu soal apa. Tapi gue enggak sengaja nguping, katanya masa penyelidikkan video di aula waktu itu diperpanjang dan jadwal drop out Yena diundur," jelas Sera.

Hayoung mengernyit tak terima. "What the hell? Kenapa mereka tiba-tiba begitu?"

"Apa lagi yang mau diselidiki? Bukannya video itu udah kelihatan banget Yena?" sahut Chaerin.

"Itu... gue juga enggak tahu. Huh... oh my God, I can't breath," balas Sera.

"Pasti ada seseorang yang minta ke kepala sekolah buat selidiki video itu lebih dalam. Jangan-jangan orang tuanya Yena?" tebak Eunchae.

"Seriously?! Kalau memang orang tua Yena minta kasus ini diselidiki benar-benar, kenapa baru minta sekarang? Kenapa enggak dari kemarin? Kalau gini kan kita yang ketar-ketir," ujar Chaerin terlihat khawatir.

"Rin, apa maksud lo 'kita yang ketar-ketir'? Lo bilang kita bakalan aman, kan? Lo bilang guru-guru enggak akan ada yang curiga sama kita, kan?" tanya Hayoung.

"Iya, tapi kalau sampai kepala sekolah aja udah minta kasus ini diselidiki lebih lama, itu artinya ada orang lain yang lebih berpengaruh daripada orang tua gue," jawab Chaerin.

"Jangan-jangan orang tuanya Yesoo," celetuk Yujeong.

"Mana mungkin, kita udah ancam Yesoo. Dia pasti gak bakalan berani ngaduin ini ke siapa-siapa," elak Sera.

"Ya terus siapa? Cuma mereka bertiga yang tahu kalau kita pelaku penyebaran rekaman itu! Bisa aja ternyata Yesoo khianatin kita, ternyata dia enggak takut sama ancaman kita dan beneran laporin ini ke orang tuanya," jelas Yujeong.

"Gak mungkin. Yesoo enggak mungkin milih untuk biarin Yena benar-benar habis ditangan kita. Lo lihat sendiri gimana muka Yesoo pas kita ancam gitu," elak Hayoung.

"Terus sekarang gimana? Rahasia kita benar-benar bisa kebongkar kalau kasus ini diselidiki lebih dalam," ujar Sera terlihat panik.

"Tenang... gue akan coba tanya ke orang tua gue. Guru-guru enggak akan ada yang berani sama orang tua gue," balas Chaerin. "Kecuali yang minta penyelidikan ini diperpanjang memang backgroundnya kuat... Gue enggak bisa berbuat banyak kalau begitu."

"Apa kata lo?!" Hayoung terlihat kaget. 

"Rin, ini gak lucu! Maksud lo kalau orang tua lu ternyata diancam sama orang yang lebih kuat dari mereka, berarti rahasia kita bakalan ketahuan? Berarti orang-orang bakalan tahu kalau kita yang buat rekaman dan sebarin rekaman soal Yena itu?" tanya Hayoung tak percaya.

Ice Cube Lover || ONEUS RAVNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang