41°C

49 7 6
                                    

Satu minggu telah berlalu. Tidak banyak yang berubah dari kehidupan sekolah SMA Saint Joseph. Seolah-olah nama Yena cepat tenggelam dan terlupakan oleh mereka yang mengenal dan pernah berinteraksi dengan gadis itu.

Seluruh kegiatan yang melibatkan Yena seperti kepanitiaan Retrofuturism terpaksa dirombak kembali. Ravn mengadakan seleksi kepanitiaan dadakan untuk menggantikan posisi Yena sebagai anggota divisi acara.

Selain itu, kegiatan belajar-mengajar berjalan normal seperti biasa.

Sekarang sedang jam istirahat pertama. Yesoo dan kedua temannya memilih untuk menghabiskan waktu istirahat mereka di kelas Yeona. Cuaca sedang panas, jadi mereka malas untuk pergi ke kantin.

"Soo, kayaknya gue udah gabisa gini lagi," celetuk Saemi.

"Gak bisa apaan?" tanya Yesoo.

"Soal Yena," ucap Saemi.

"Kenapa dia?" Yesoo tampak tak semangat ketika mendengar nama itu.

"Soo, berhenti pura-pura enggak peduli. Yena itu teman kita, kita enggak bisa campakkin dia gini aja. Kita udah janji bakalan ada sama dia disaat susah kayak gini juga," ujar Saemi.

"Gue setuju sama Saemi. Lo lihat gak dia keliatan kecewa banget pas kita minta dia enggak jadi teman kita lagi? Soo, kita ini bukan babunya Chaerin dan Hayoung, kita bisa stood up for ourself. Kenapa kita enggak belain Yena aja?" sahut Yeona.

Yesoo mendengus lelah. Benar apa yang Yeona katakan, mereka melakukan ini semua karena ancaman Hayoung dan Chaerin.

Flashback on.

Yesoo bersama Yeona dan Saemi tengah berada di ruang multimedia yang letaknya di lantai 9, tepat diatas aula. Mereka bahkan bisa menyaksikan seminar yang diadakan di aula dari ruangan tersebut.

"Jadi, kameranya yang mana?" tanya Yeona.

"Kok kamera, sih? Proyektor. Tuh, ambil yang di ujung," suruh Yesoo.

Mereka tengah mempersiapkan acara pensi sekolah untuk melakukan uji coba panggung. Oleh karena itu, mereka ditugaskan untuk mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan karena divisi perlengkapan sedang disibukkan dengan urusan sound system.

"Yang mana? Ada yang dilabelin 1 ada yang dilabelin 2," tanya Yeona.

"Lah tadi disuruhnya ambil yang mana?" tanya Yesoo.

"Yang 2 aja, Yeon. Yang 1 agak robek atasnya," timpal Saemi.

Yeona berusaha mengambil proyektor yang ukurannya agak besar dan berat itu dengan kedua tangannya. Setelah itu, ia menyandarkan proyektor tersebut di samping pintu masuk ruangan.

"Gila, ini ACnya enggak nyala ya?" tanya Yesoo sambil mengusap keringatnya.

"Kaga, lah. Siapa yang mau pake ini ruangan," jawab Saemi.

Yeona mengintip keluar ruangan dan melihat Hayoung dan Chaerin beserta teman-teman Chaerin sedang mengendap-endap masuk ke ruangan di sebelah ruangan multimedia.

"Guys," panggil Yeona.

Saemi dan Yesoo menoleh.

"Si Chaerin sama Hayoung ngapain disitu?" tanya Yeona.

Yesoo, dengan sifatnya yang tak kenal takut itu, berjalan keluar ruangan multimedia dan mengikuti arah telunjuk Yeona.

"Itu kan ruangan yang ngatur proyektor di aula," gumam Yesoo.

"Ngapain mereka malah disana? Bukannya seminar belum kelar?" tanya Saemi bingung.

Ketiga gadis itu berjalan perlahan mendekati ruangan tersebut dan mengintip apa yang tengah Chaerin dan Hayoung lakukan.

Ice Cube Lover || ONEUS RAVNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang