Yena tidak pernah berpikir dirinya akan jatuh hati pada seorang kakak kelas super dingin dan misterius bernama Ravn.
Dibalik sikap dingin Ravn, ternyata laki-laki itu memiliki masa lalu yang cukup kelam. Mampukah Yena meluluhkan hati Ravn? Apakah Ye...
"Lo yakin mau ngelakuin ini?" tanya Yujeong dengan nada kurang yakin.
Chaerin dan Hayoung tengah berkutat di depan laptop milik Hayoung. Chaerin beserta ketiga temannya sedang berada di rumah Hayoung, tepatnya di kamar gadis itu. Entah apa yang sedang mereka kerjakan, namun mereka terlihat sangat serius.
"Ya yakin, lah. Masa enggak," jawab Chaerin.
"Rin, kalau kita kenapa-kenapa gimana? Gue gak mau kena kasus, udah kelas 12 jugaan," ujar Sera.
Chaerin mendengus panjang.
"Lo tenang aja. Semua gue yang atur," balas Chaerin.
"Tapi masa sampe segininya, sih, Rin? Anak itu enggak ngapa-ngapain lo padahal," ujar Eunchae.
"Ck, enggak ngapa-ngapain kata lo? Liat aja, dia kalau enggak dikasih pelajaran kayak gini enggak bakalan paham," sahut Chaerin.
"Kalian tenang aja. Gue udah rencanain ini matang-matang. Percaya, deh, identitas kita enggak bakalan ketahuan," timpal Hayoung.
"Kenapa lo yakin banget?" tanya Sera sambil bersedekap.
Hayoung, dengan senyum miringnya, menatap Sera.
"Karena gue enggak akan biarin siapapun berada di dekat Ravn, satu jengkal pun." ________________________________________________________________________________
Yena bersama ketiga teman-temannya tengah berada di kantin selepas pelajaran olah raga. Mereka diberikan waktu 10 menit untuk beristirahat sebelum melanjutkan ke jam pelajaran selanjutnya.
"Na, gue sama Saemi mau ke toilet dulu lo mau ikut, gak?" tanya Yeona sambil menyesap minumannya.
"Nanti deh, Yeon. Masih capek gue," jawab Yena.
Yeona mengangguk. "Itu lo yakin wajah lo enggak apa-apa, Na?"
Oh, ya, benar juga. Yena datang ke sekolah pada pagi hari tadi dengan wajah ditempeli plester karena apa yang kakaknya lakukan padanya semalam. Tentu saja hal itu membuat beberapa murid kelas 11 penasaran dengan apa yang baru saja terjadi pada wajah Yena.
Namun, Yena terus mengatakan bahwa wajahnya hanya baret karena tak sengaja ia menggaruk wajahnya keras-keras.
"Iya, enggak apa-apa, Yeon," ucap Yena dengan senyum yang ia buat semanis mungkin.
"Hhh... Yaudah. Nanti lo ganti baju aja sama Yesoo, ya? Gue mau sekalian ganti," kata Yeona.
Yena mengangguk lalu Yeona melenggang pergi keluar dari kantin.
Yena mengaduk-aduk minumannya. Semalaman ia tidak bisa tidur. Di pikirannya terus melintas perkataan Ravn yang mengkhawatirkan keadaannya.
Gue cuma gak mau Kak Rav kebeban masalah gue aja kok... Udah bener lo nyuruh dia jangan ikut campur urusan lo, Na, pikir Yena.
"Sekarang gue ngantuk banget lagi... Mana habis ini matematika, duh...," gumamnya.
Yena beranjak dari kursinya setelah ia menghabiskan minumannya. Ia bergegas ke kelas untuk mengambil seragamnya dan menggantinya di kamar mandi.
Saat perjalanan menuju toilet siswi, dirinya tak sengaja berpapasan dengan Ravn yang nampaknya baru kembali dari ruang guru.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.