15. I Do Care

236 24 6
                                    

>_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_(⁠ ⁠╹(⁠*⁠_⁠*⁠)╹⁠ ⁠)_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_<

Tribun tampak penuh, hampir tak ada spot kosong. Rose berjalan, mencari area yang bisa ia tempati, bersama Lily dan Mackenzie. Cuaca cerah, tetapi hawa di penghujung musim, masih tetap dingin. Akhirnya mereka mendapat tempat di bagian bawah, dekat dengan bagian anak Slytherin.

Baru saja mereka mendudukkan diri, Madam Hook sebagai wasit memulai pertandingan. Kedua tim berkumpul untuk berjabat tangan dan memilih offense atau defense. Tribun yang riuh sontak hening.

Rose yang ikut mengamati jalannya pertandingan, tiba-tiba dikejutkan oleh sesuatu. Tepatnya seseorang. Dia tidak akan sadar jika badan besar Goyle tidak menyingkir.

Apa-apaan ini? Dia main? Kenapa? Bukankah dia bilang ingin menyembuhkan cederanya dulu? Rose menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas.

"Oh, Scorpius Malfoy main. Bukankah dia cedera?" Perkataan Lily membuat Rose makin yakin. Sontak Rose berdiri. Rasanya ia ingin melaju menerjang dan menarik Malfoy dari lapangan. Tapi pertandingan sudah dimulai dan para pemain sudah saling serang di udara. Rose ditarik untuk duduk oleh Lily.

Dia tak lagi peduli pada pertandingan, fokusnya ia curahkan untuk menemukan dan mengikuti jejak Scorpius.

Malfoy bego itu. Apa sih yang ada di pikirannya? rutuknya dalam hati.

Terus mengikuti pergerakan Malfoy sampai tak peduli berapa skor kedua tim, atau bagaimana panasnya persaingan mereka.

Entah berapa menit berjalan kedua seeker masih berusaha mencari keberadaan snitch. Saat mereka menemukan, baik Kim atau pun Malfoy saling kejar.

Rose meringis saat keduanya saling menabrakkan bahu. Komentator terus melaporkan jalannya pertandingan yang kian memanas. Malfoy menaikan kecepatan, sambil menghindari lawan atau bludger yang berseliweran. Dia menukik ke bawah mengikuti arah snitch terbang. Kim berusaha memepetnya.

Terus berlangsung sampai Malfoy mengulurkan satu tangan untuk menjangkau snitch yang berhasil dia kejar. Hampir. Sedikit lagi. Hanya tersisa satu jengkal dari tangan. Jika dia berhasil pertandingan berakhir dan asrama Slytherin akan menang. Ini dia. Malfoy merasa jika dia mengatupkan jarinya sekarang snitch itu bakal berada dalam genggaman.

Nyut!

Rasa sakit yang tajam, tiba-tiba menyengat seluruh bahu sampai jari.

Akh! Scorpius Malfoy meringis, seketika menarik tangan dan kecepatannya turun drastis. Hal itu dimanfaatkan Kim, untuk menyambar kesempatan merebut snitch. Dan ... berhasil. Kim terbang naik sambil mengepalkan tangan.

Pertandingan otomatis berakhir.

Suara riuh arena merebak. Sorak-sorak kemenangan datang dari pihak Gryffindor. Sang hero dikerumuni dan disanjung. Mereka saling berbagi pelukan dan tepukan kemenangan. Lily dan Mackenzie ikut bersorak dan memeluk Rose. Tapi Rose tak bisa ikut larut dalam kegembiraan itu. Dia tahu Malfoy merasakan sakit di bahunya saat pertandingan tadi. Matanya tak bisa lepas dari orang itu yang berjalan lunglai lurus keluar arena, tak mempedulikan rekan-rekan tim yang menyongsongnya.

"Sori, aku pergi sebentar." Rose berujar setelah pelukan mereka terlepas. Lily menatap tanya.

"Kau mau kemana?"

"Suatu tempat," jawab Rose singkat, dan bergegas menuruni tribun sebelum Lily menyuarakan ketidakpuasannya.

Rose agak kesulitan untuk keluar dari suasana riuh itu. Saat dekat pintu keluar, dia berlari keluar dan menengok segala arah. Berlari di sepanjang lorong dan akhirnya menemukan apa yang ia cari.

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang