53. Judgmental

126 16 4
                                    

[🎄_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_☃️_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_🎄]

Keseharian Rose mulai berjalan ke arah yang dia inginkan. Scorpius tidak lagi mendekati atau merecokinya. Bohong kalau seratus persen Rose lega. Dia akui perasaannya memang rumit. Kadang tak terkendali. Atau mungkin sering tak terkendali.

Lalu kelanjutan dari tawaran gila Kim, tidak ada progres pasti. Sampai sekarang Rose tak memberikan jawaban. Kim sendiri tak mendesak. Pria itu masih bersikap seperti biasa. Hanya lebih perhatian. Yang sejujurnya membuat Rose merasa tak enak. Seperti menerima kebaikan secara sepihak. Tapi Rose tak punya hak mengeluh, karena pada dasarnya ini akibat ulahnya sendiri.

Beruntung ada libur Natal. Sementara, dia bisa mengabaikan hal memusingkan ini dan fokus pada penelitiannya. Karena itu jugalah Rose memilih tinggal di asrama selama liburan. Golden time yang tak boleh disia-siakan. Kapan lagi dia bisa bereksperimen tanpa harus membagi waktu seperti ini. Targetnya, bulan depan atau tahun depan --mengingat bulan depan sudah Januari--ada sesuatu yang bisa dia klaim sebagai hasil. Tentu saja orang tuanya mendukung selama itu untuk masa depan.

Suasana cukup sepi karena hampir semua anak pulang berlibur. Termasuk adik dan sepupu-sepupunya. Tetapi sedikit terobati dengan perayaan sederhana bersama anak yang masih tinggal, para profesor, tuan penjaga dan jangan lupakan para hantu.

Selepas perayaan itu, Rose kembali ke asrama. Membuka kado-kado yang diperuntukkan untuknya. Sebuah kado menarik perhatian. Berbentuk segi panjang dengan ukuran sedang. Berbalut bungkus warna hijau lumut. Tidak berat tapi tidak terlalu ringan juga. Sepotong kartu ucapan tersemat.

Happy Christmas, Rose sayang
Semoga catatan ini, sedikit banyak berguna.

With love, Uncle Harry
💞

Melihat kata 'catatan', Rose semakin penasaran. Begitu dibuka, ternyata sebuah buku yang tampak lusuh. Dilihat dari luar, pinggirannya sudah menguning semua. Namun, masih kokoh. Tak ada tanda-tanda akan tanggal.

Rose terkesiap begitu menyibak lembar demi lembar. Isinya catatan pembuatan ramuan. Yang lebih menakjubkan, ada beberapa ramuan yang tidak dia temukan di buku manual sekolah. Juga bahan serta cara pengolahan yang tak lazim.

Ilmu baru! Semangat Rose meluap. Dari mana Paman Harry dapat buku ini? Karena tulisan di buku beda dengan di kartu ucapan, artinya ini bukan catatan pribadi pamannya. Amankah dipraktekkan? Tapi mana mungkin tak aman kalau dikirim oleh paman sendiri. Yah ... untuk pastinya dia bisa konsultasikan dengan Profesor Scott. Rasanya tak sabar segera menguji coba.

***

Melabeli buku catatan dari Paman Harry sebagai buku ajaib, rasanya tak berlebihan. Profesor Scott bahkan mengakui, siapa pun pemilik catatan ini jenius modifikator dan revolusioner. Menciptakan tahapan yang lebih efisien pada beberapa pembuatan ramuan.

Meski metodenya tidak umum, tapi kualitas hasil tetap baik. Bahkan cenderung setingkat lebih efektif. Tentu saja Rose tidak akan meniru semena-mena dan mengirimkannya sebagai hasil. Ia hanya menjadikannya referensi sekaligus motivasi untuk lebih kritis dan eksperimental.

Alhasil dua minggu masa liburan berlalu tanpa terasa. Kerja kerasnya berbuah. Rose berhasil menetralkan rasa pahit dan bau tak enak pada satu ramuan penghilang nyeri pada tulang. Juga mengubah ke dalam bentuk padat agar lebih mudah dikonsumsi. Meski untuk uji klinik lanjutan masih harus dilakukan dan dimonitoring.
Karena itu dia butuh lebih banyak informasi.

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang