26. Summer Date

274 30 4
                                    

Setelah memperbaiki hubungannya dengan Rose Weasley, Scorpius mengira ganjalan seberat Troll gunung, telah berhasil ia hempas ke dasar bumi. Perlahan menuju ke titik yang diinginkan. Lalu, kenapa di jalan setapaknya yang tampak begitu lurus, tanpa hambatan itu, mendadak terhalang batu besar bernama Albus Potter?

Demi Merlin! Mau bagaimana juga, ia masih seorang Malfoy yang benci jika keinginannya terhalang. Bahkan oleh sohibnya sekalipun. Karena itu, masalah ini harus cepat dibereskan, agar Rose bisa fokus padanya. Di samping itu, jika Scorpius berhasil menyelesaikan masalah Albus, Rose akan melihat sisi baiknya. Win-win solution, then.

Di hari kepulangan para murid Hogwarts, Scorpius menyusuri kompartemen Gryfindoor untuk bertemu Rose. Ada rencana yang harus ia beritahu prihal masalah Albus. Namun, langkahnya terhenti sesaat.

Rose dan Evan Kim.

Shit! Scorpius tak suka. Ia mempercepat langkah ke arah dua orang itu.

"Ekehm!" Deheman Scorpius membuat Rose dan Kim tersentak. Secara terang-terangan Scorpius sengaja menganggu pembicaraan yang terlihat serius. Atau tepatnya, karena terlihat serius itulah Scorpius melakukannya.

"Aku ada perlu dengan Rose Weasley. Sekarang. Sangat penting." Scorpius menatap Kim seolah meminta izin. Meski dari pada izin itu lebih seperti ultimatum. Yeah, sejak kapan memangnya Scorpius butuh izin?

Rose yang masih agak terkejut, menatap Scorpius heran. Namun, Scorpius sama sekali tak membalas tatapannya, karena masih adu pandang dengan Kim. Dan Rose bisa merasakan aura kekesalan menguar dari Malfoy.

"Tentu. Lagi pula pembicaraan kami sudah selesai." Kim merotasikan mata pada Rose yang juga balik menatapnya. Bisa ia rasakan tatapan tak enak hati Rose. Jadi dia memberikan senyum menenangkan.

"Well, bagus. Ayo Rose, ada yang ingin kubicarakan soal Albus." Walau dengan nada dan ekspresi datar, Scorpius sengaja memberi tekanan pada nama depan Rose. Seakan ia ingin menunjukkan jika hubungannya dan Rose telah berubah.

Kim hanya menaikan alis. Ia cukup terkejut menyadari sisi lain dari Malfoy. Mungkin dalam beberapa hal Scorpius Malfoy jauh unggul darinya, tapi soal kedewasaan, Kim merasa dirinya lebih baik.

"Baiklah. Aku akan ke kompartemenku. Bye Rose. Sampai jumpa tahun depan." Kim pamit dengan senyum. "Bye Malfoy." Dan datar untuk Scorpius.

"Ya." Scorpius membalas sama datarnya. Tanpa menunggu lagi, ia menarik tangan Rose. Rose sendiri hanya bisa membalas senyum Kim dan melambai kecil. Lalu membiarkan tubuhnya mengikuti langkah Scorpius.

Scorpius terus membawanya melewati berlorong-lorong gerbong. Mereka berhenti di lorong kompartemen yang kosong. Baru saja Rose bersiap ingin tanya, Scorpius sudah membalik badan cepat dan menatap tak senang. Yang ditatap hanya mengerutkan kening.

"Dengar. Aku akan terang-terangan mengatakan jika aku tak suka kau dekat dengan Evan Kim. Jadi selagi hubungan kita belum resmi, jangan berhubungan dengannya. Oke?" ucap Scorpius dengan nada tak terbantah.

Wajah Rose makin mengkerut. "Seriously, Malfoy. Kim itu temanku. Sama seperti Zabini untukmu." Bukan Rose, kalau tidak membantah.

"Oh, benarkah?" Scorpius menaikan alis menantang. "Aku lebih dari punya mata untuk melihat jika si Kim itu suka padamu." Scorpius menekankan kata suka kesal.

"Huh, lucu," dengkus Rose. "Dan kau pikir bagaimana Zabini padamu?"

Fakta lama jika Quinn Zabini menyukai Malfoy. Tapi entah bagaimana sekarang baru terasa mengganggu.

"Aku tak punya perasaan apa pun pada Quinn."

Rose mendecih. "Tak punya perasaan? Sebelumnya kau bahkan begitu mudah menciumnya juga gadis-gadis lain!" kesal Rose tak terima.

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang