4. Every Single has Changed (Part2)

263 34 4
                                    

(✧_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^‿⁠^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_✧)


Aroma Hospital Wing yang khas, menyapa penciuman Rose saat  bangun dari tidurnya. Mengerang pelan, Ia merasa seluruh tubuh basah oleh keringat. Tapi itu yang membuatnya merasa lebih baik.

"Sudah bangun?"

Albus duduk di ranjang sebelah sambil memakan muffin dan memeluk beberapa snack. Rose mengangkat kepalanya sebentar lalu kembali merebah.

"Berapa lama aku tidur?"

"Sekitar 4 jam. Sekarang jam makan siang," jawab Albus, sambil melirik ke arah jam dinding.

Rose mendesah kesal sambil memukulkan kepalan tangannya pelan ke kepala. Bagus. Dua kali dia bolos pelajaran. Rekor baru Rose. Tiba-tiba dia tersentak menyadari sesuatu.

"Al. Jangan bilang kau tetap di sini dari tadi. Dan kau bawa semua itu ke sini?" Rose memicingkan mata melihat tumpukan makanan di samping Albus.

Albus menelan suapan terakhir muffinnya. "Oh ini, sebenarnya punyamu Rose. Lily yang membawanya untukmu. Dan ya aku di sini dari tadi."

"Kau bolos?"

"Yap. Untuk menunggumu."

Mau tak mau Rose terharu."Well ... Thanks ...."

"Kau mau minum atau makan sesuatu?" tawar Albus.

"Minum." Rose merasa tenggorokannya sangat kering. Albus kemudian membantu Rose minum.

"Lebih baik?"

"He hem," angguknya.  "Mana yang lain?" Rose menanyakan saudara saudara mereka, karena tadi Albus menyebut nama Lily.

"Mungkin di aula. Makan siang. Tadi mereka sempat menungguimu saat kau tidur. Lily sangat cemas. Dia bahkan berencana tetap menemanimu di sini sampai kau bangun— tapi James ... mengingatkannya atau lebih tepatnya memaksa Lily masuk kelas."

Rose merasa cara bicara Al berubah di saat terakhir.

"Something wrong, Albus?"

Albus mengerjap bingung dengan pertanyaan aneh dari Rose.

"Hah?"

"Aku merasa ada yang salah. Sesuatu terjadi?" ulang Rose.

Ada jeda di mana Albus, mengalihkan atensinya ke sudut-sudut lain. Menghela napas berat dan— "Nothing."

"Albus Severus ...?" Memanggil seperti itu adalah kebiasaan Rose saat ingin mengintimidasi Albus. Atau saat ia merasa mulai marah.

Albus masih berusaha bertahan dengan bertampang polos dengan tulisan 'apa?' di dahinya. Tapi Rose adalah gadis keras kepala. Karena itu dia memberikan tatapan peringatan 'jangan sok bodoh'.

Mengerang pelan, Albus menyerah. Tidak ada gunanya pura-pura di depan Rose.

"Aku bertengkar dengan James. Tepatnya, dia mengomeliku seperti wanita tua. Dan kau tahu–- " menunjuk Rose, " –- aku tidak tahan dengan omelannya. Selesai." Albus mengakhiri dengan menunjuk dirinya.

"Belum. Kalau kau tidak sebutkan alasan kalian bertengkar."

Jujur saja, Albus tidak ingin membahas hal ini. Tapi dia sadar, ini tidak akan selesai kalau Rose tidak diberitahu dengan detail.

"Kami bertengkar karena kau ..." Rose mengernyit sambil menunjuk dirinya sendiri. "... dan Scorpius."

Mendengar itu Rose makin heran. Tapi dia menyuruh Albus melanjutkan.

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang