17. Make a Move

231 25 8
                                    

(☆)_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_(☆)

Di minggu berikutnya, Scorpius mendapat celah bertatap muka dengan Rose Weasley langsung.

Sore itu, sehabis dari tempat para burung hantu bertengger menunggu tugas. Mengirim beberapa undangan resmi untuk tamu-tamu penting hari memorial, sebagai bagian tugas prefeknya. Saat melewati koridor lantai dua, dia melihat gadis itu tengah khidmat memelototi papan pengumuman.

Scorpius mendekat tanpa suara dan berhasil berdiri di belakangnya dalam jarak satu meter. Tanpa disadari, karena Rose terlalu tenggelam dalam pikiran. Seperti sedang menimbang sesuatu mengingat kebiasaannya, menggigiti kuku.

Bagi siswa yang ingin belajar dansa bisa berkumpul di auditorium menara timur. Latihan dimulai besok jam 16.00 sampai 17.30.

Semua angkatan yang merasa belum percaya diri dalam langkah dansa diperkenankan mengikuti.

TTD. Profesor Marriane.

Hoo? Scorpius menarik bibir. Jadi ini yang dari tadi dipelototi gadis itu.

"Tak percaya diri dalam langkah dansa, Weasley?" Olokan Scorpius mengalun. Saat itu hening. Tak ada lalu lalang bahkan para hantu sekalipun.

Rose berjengit kaget dan berteriak. Berbalik sangat cepat. "Bloody hell, Malfoy!" Tak sengaja kakinya terselip yang mengakibatkan tubuh terdorong ke belakang, dan ... Duak!

"Auch!" Rose meringis saat kepalanya membentur papan. Cukup keras. Atau ... keras.

Scorpius ikut terkesiap. Tak menyangka efek kejutnya sedemikian parah. "H-hei ...."

"Akh! Shit! Brengsek, sejak kapan kau di situ?!" sungut Rose sambil mengusap belakang kepalanya. Lumayan sakit.

Scorpius belum sempat berpikir untuk membalas, atau sekedar tersinggung. Dia masih syok mendengar benturan keras di kepala Rose. Khawatir?

Probably.

"Hei, tadi keras banget. Kau okey?" Reflek bertanya juga reflek mengangkat tangan hendak memeriksa bagian belakang kepala Rose. Dan ... reflek berhenti. Keduanya saling menatap sesaat. Scorpius tersadar dan menarik tangan yang mengambang di udara. Canggung.

Di satu sisi, Rose juga sadar kalau dia sedang dalam tahap 'hindari Malfoy semaksimal mungkin'. Segera menegakkan tubuh dan mengabaikan kepalanya yang berdenyut. Membersihkan tenggorokan,"Ehm... Aku harus pergi, bye," ujar Rose hendak kabur.

Scorpius menghadang. "Wait! We need to talk." Kesempatan ini tak boleh terlewat begitu saja.

"Aku sedang buru-buru," tolak Rose tanpa menatap lawan bicaranya.

Scorpius memutar mata. Tentu saja kalimat itu keluar. "Ya, bisa kulihat kau buru-buru sekali mau menghindariku."

"Aku tak begitu," sangkal Rose. Dipeluknya buku di tangan lebih erat. Seperti hendak menghalau gelisah.

"Kau memang begitu. Kenapa? Sekarang kau takut padaku?" Scorpius melempar umpan. Takut adalah tombol pride Rose Weasley.

Rose mencoba tertawa. Cukup berhasil. "Haah~ Jangan melempar lelucon, Malfoy!"

"Itu lelucon kalau itu tidak benar. Terima kenyataan, Weasley."

"Itu memang tidak benar."

"Then stay. And listen." Umpan kedua.

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang