✷✷^_________^^_________^✷✷
Sudah 19 tahun sejak jatuhnya rezim biadab Tom Marvolo Riddle, a.k.a Lord Voldemort. Dunia sihir bekerja keras membangun kembali kehidupan damai mereka. Dan berkat kepahlawanan golden trio, status darah resmi dihapus. Hermione Granger jelas membawa pengaruh besar dalam resminya penghapusan ini, karena dia seorang muggleborn.
Hampir semua orang tak anti lagi dengan hal-hal berbau muggle. Yah, mungkin beberapa masih tetap menyanjung darah murni, meski tak terang-terangan. Yang jelas, kini semua masa kegelapan itu terbayar.
Harry Potter, Ron Weasley, Hermione Granger, hidup penuh kejayaan. Nama mereka tercatat pada sejarah dunia sihir London. Berumah tangga, berkarir, dan bersosialisasi.
Ketiganya kini bekerja di Kantor bagian Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir. Ron dan Harry menjadi Auror setelah sebelumnya mereka sempat bergabung dengan tim nasional Quidditch. Sedang Hermione bekerja di balik meja. Dia berhasil mereformasi hukum yang pro darah murni dan terkesan saklek.
Well, apa pun itu, kini dunia sihir tenggelam dalam kedamaian yang kadang terasa menjenuhkan. Tapi, jangan coba-coba berharap akan muncul Voldemort lain.
*****
Diagon Alley lebih ramai dari hari biasa. Liburan musim panas hampir usai dan Hogwarts akan kembali beroperasi. Ada yang lulus, ada yang naik tingkat, ada yang akan masuk untuk pertama kalinya. Jadi banyak dari mereka yang ke Diagon Alley untuk membeli perlengkapan sekolah.
Scorpius Hyperion Malfoy satu dari banyak anak yang berbelanja di hari itu. Berjalan bersama sang ibu- Astoria- Scorpius menimbang apalagi yang harus dibeli.
Seragam?
✓
Tongkat sihir?
✓
Burung hantu?Dia sudah punya dari dulu.
Beberapa gulung perkamen?
✓
Sepaket tinta dan pena bulu?
✓
Buku buku?
✓Firebolt??
Oh yeah. Scorpius menyeringai. Untung kali ini jalan sama ibunya. Lebih mudah membujuk untuk membelikan sapu itu dari pada sang ayah.
Baru saja ia ingin menjalankan niat 'membujuk'nya, sebuah suara melengking mirip banshee memanggil ibunya.
"Tooriii ...!"
"Oh! Hai, Pans," balas Astoria.
Malfoy Jr. memutar mata dan mengumpat dalam hati. Hell!!
Pansy Zabini. Istri Blaise Zabini. Teman orangtuanya sejak di Hogwarts. Jujur, Scorpius sedikit tidak suka pada teman ayah-ibunya ini. Bagaimana bilangnya ya? Err ... terlalu over acting dan norak mungkin?
Tapi demi kesopanan seorang Malfoy, mau tak mau ia menyapa.
"Hello, Bibi Pansy." Sedikit mengulum senyum.
"Ohh hai ... little drakiee ...."
Ourghh! Scorpius berusaha tidak mengernyit sebal.
"Shopping, heh?"
Scorpius mengangguk sekali.
"Mommy ...!"
Oh shit!
Quinn Zabini. Gadis seusianya dengan tingkat lebay 11-12 dengan sang ibu.
Terburu, Scorpius mundur ke belakang Astoria. Dia harus segera kabur dari sini atau image sopan dan gentleman seorang Malfoy akan tercoreng. Scorpius tidak bisa menghadapi dua banshee yang selalu memanggilnya little drakiee atau my Scorpiieee.

KAMU SEDANG MEMBACA
Incurable Disease
FanfictionScorpius telah diultimatum sang ibu, agar tidak berurusan dengan Rose Weasley. Apalagi sampai menjalin hubungan tertentu. Tanpa tahu latar belakang, larangan tersebut, Scorpius mengiyakan. Rose Weasley. Gadis kecil berambut merah mengembang berantak...