22. Get Closer (Part 1)

265 23 3
                                    


Ujian OWL berjalan bagai neraka untuk sebagaian anak kelas 5. Dan tantangan bagi Ravenclaw. Untuk Rose sendiri ini hanya merupakan satu dari kegiatan sekolah. Ia cukup puas dengan hasilnya. Nilainya bahkan membuat anak-anak Ravenclaw insecure dengan ke-ravenclaw-an mereka. Oh kecuali ramalan. Tapi Rose tak peduli jika dia dapat poor, karena ibunya sudah bilang jika palajaran ramalan itu tidak masuk kategori pelajaran. Tak ada yang bisa dipelajari di sana. So, say goodbye to prophecy.

Rose pergi ke perpustakaan, untuk mengembalikan buku. Minggu-minggu ini terlalu banyak buku yang ia baca, untuk bahan ujian, dan bahan pengalih pikiran.

Merasa masih belum ingin beranjak dari aroma buku-buku itu, Rose menyisir salah satu rak, untuk mencari bahan bacaan yang menarik. Tangannya menarik satu buku bersampul hijau tua. Kumpulan ramuan herbal asal Asia tenggara.

Dia membawa buku itu ke spot favoritnya. Tempat paling pojok yang biasanya tak banyak terjamah, karena dekat dengan seksi terlarang. Tapi kesunyian tempat itu selalu menyenangkan untuk dihabiskan seperti ini.

Rose menikmati kegiatan membacanya sambil membuat ringkasan kecil. Sampai keasyikan itu terganggu dengan deritan kursi yang ditarik. Matanya melebar menemukan Scorpius Malfoy duduk dengan kalem.

"Hei, Weasley. Long time no see, huh?" keramahan yang membuat  merinding.

Rose merasa ludahnya mendadak keras untuk ditelan. "H-hei, Malfoy," balasnya gugup. Menyelipkan rambut ke belakang telinga beberapa kali.  Rasanya memang seperti berabad-abad tak bertemu, walau mereka masih tetap bertatap muka sebulan ini.

Scorpius tampak menghempas napas tak sabar. Sejujurnya berkali-kali ia ingin mendatangi gadis itu, dan memutuskan tak menunggu sampai ujian. Dia hampir hilang kesabaran, karena selama ia menahan diri, gadis itu malah terlihat berakrab ria dengan Evan Kim. Ingin, Scorpius menggantung Kim di pohon dedalu, untuk membantu menurunkan tensinya.

"Sudah bisa bicara sekarang?"  Scorpius to the point.

Rose bernapas berat. Baru juga selesai ujian. Namun, sepertinya memang tak bisa ditunda lagi. Entah apa yang ingin cowok itu bicarakan, sebaiknya segera diselesaikan saja.

"Baiklah," jawab Rose pasrah dengan bahu melesap ke bawah.

Scorpius terlihat lega. "Oke, nanti malam setelah makan malam, temui aku di menara astronomi."

"Hah?" Rose melongo dengan permintaan Malfoy barusan. Malam nanti? Menara astronomi? Bukannya dia kelihatannya sudah tak sabar lagi ingin mengatakan 'hal apapun' itu? Sampai-sampai ujian baru berakhir saja dia sudah mengkonfrontasinya seperti ini.

"Kenapa tidak sekarang?"

"Datang saja, nanti kau akan tahu," balas Scorpius seenaknya.

Selesai mengatakan itu, Scorpius berdiri dan bersiap pergi, meninggalkan Rose dengan tampang cengo.

Tiba-tiba cowok itu berbalik, membuat Rose tersentak, "Ingat, kau harus datang. Kalau tidak, aku akan membawamu paksa meski kau bergelung di kamar asramamu," ancamnya serius.

Rose speachless. Tingkah Scorpius makin hari makin absur. What the hell was that?

***

Beralasan ingin mengembalikan buku ke perpustakaan, Rose keluar dari common room. Nyatanya, ia justru mengambil jalan yang berlawanan dengan arah pepustakaan. Menuruni tangga dan berjalan keluar menyeberangi halaman.

Musim berganti. Tak banyak yang berubah kecuali udara yang lebih hangat. Angin malam terasa menyejukkan kulit, tapi tak cukup untuk menyejukkan hatinya yang serasa sesak dan sumpek. Rose masih tak bisa percaya, dia mengikuti keinginan Malfoy untuk bertemu di menara astronomi.

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang