(◍••◍_________^_^_________◍••◍)
"Profesor," sapa Scorpius dengan suara gamang.Rose membelakangi sebentar untuk menghapus air matanya. Menarik dan menghembuskan napas besar, baru ikut menyapa.
"Profesor." Lalu berdehem saat merasa suara paraunya masih tertinggal.
Profesor Mcgonagall berjalan mendekat. "What's going on here?" selidiknya.
Rose menggeleng dan tersenyum. "Tidak ada apa-apa Professor."
Siapa yang akan percaya jika Malfoy-Weasley berada dalam jarak satu meter dan 'tidak ada apa-apa'? Bukan rahasia jika hubungan mereka buruk. Tapi Mcgonagall juga tidak bisa mengintervensi begitu saja hubungan sosial muridnya. Kecuali berkaitan dengan peraturan sekolah.
"Benarkah?"
"Ya. Kami hanya sedikit bicara," jawab Rose, sambil mengerling sedikit ke arah Malfoy yang diam tanpa ikut memberi pernyataan.
Mcgonagall menghela napas sebentar. "Baiklah. Kebetulan bertemu kalian di sini."
"Mr. Malfoy."
"Ya profesor?"
"Mr. Abbott menyarankan kau untuk ikut perekrutan prefek tahun ini. Apa kau berminat?" tanya Mcgonagall menyebut nama prefek Slytherin tingkat 7.
Scorpius tertegun sejenak, tapi tak perlu lama untuk menjawab, "Tentu Profesor. With pleasure."
Sedangkan Rose terkesiap mendengar Scorpius mendapat tawaran yang sama dengannya. Mempunyai waktu lebih banyak dengan Malfoy adalah bencana. Itu jika dia juga memilih jabatan prefek.
"Ms. Weasley." Kini Mcgonagall beralih pada Rose.
"...Y-ya Profesor?"
" Aku menunggu kabar baik darimu segera. Itu saja. Kalian masih ada kelas kan. Sebaiknya berge—"
"Profesor." Rose memotong ucapan Mcgonagall. "Sebenarnya saya sudah memutuskan."
"Benarkah? Jadi kau akan bergabung di prefek 'kan?""Tidak Profesor. Tanpa mengurangi rasa hormat, sayang sekali saya tidak akan bergabung," jawab Rose tegas.
Mcgonagall cukup terkejut. "Ms. Weasley, apa kau sudah benar-benar memikirkan hal ini?"
"Ya Profesor." Tanpa keraguan.
Scorpius mengernyit tak mengerti dengan alur pembicaraan Rose dan Mcgonagall. Juga tak mengira seorang Rose Weasley akan menolak tawaran ini. Demi jenggot Dumbledore, jabatan Prefek lho. Prefek.
"Ms. Weasley, kau masih punya waktu untuk berpikir dan cobalah untuk berunding dengan orang tuamu." Mcgonagall berusaha membujuk.
"Maaf Profesor, saya sudah memikirkan ini dengan baik. Dan saya harap anda menyetujui keputusan dan permintaan yang kita bicarakan waktu lalu."
Mcgonagall tampak kecewa dengan keputusan Rose. Dia sebenarnya masih ingin membujuk Rose untuk berubah pikiran. Tapi tekad Rose sepertinya tak tergoyahkan. Mcgonagall hanya bisa membuka tutup mulut tanpa suara.
Melihat profesornya kebingungan, Rose kembali meyakinkan. "Saya yakin orang tua saya akan menyetujui pilihan ini. Mereka akan mendukung selama itu baik untuk saya."
Beberapa saat kemudian Mcgonagall menghela napas pasrah, "Baiklah. Tapi kalau kau mau tahu, kau selalu punya kesempatan untuk bergabung Ms. Weasley. Sampai jumpa di jam makan siang."
"Sampai jumpa Profesor."
"Sampai jumpa Profesor."
Setelah Profesor Mcgonagall tak lagi terlihat, hawa tegang kembali menyelimuti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Incurable Disease
FanfictionScorpius telah diultimatum sang ibu, agar tidak berurusan dengan Rose Weasley. Apalagi sampai menjalin hubungan tertentu. Tanpa tahu latar belakang, larangan tersebut, Scorpius mengiyakan. Rose Weasley. Gadis kecil berambut merah mengembang berantak...