32. Sincerity (Part 1)

226 24 6
                                    


Dengan adanya murid dari berbagai negara. Hogwarts memiliki kebijakan soal menu makan. Sekali dua kali, menu yang disajikan adalah makanan khas negara lain. Entah untuk sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Mereka pernah menyantap Nasi kebuli khas timur tengah, Bebek Peking China juga Sup Solyanka dari Rusia. Dan masih banyak lagi.
Malam ini mereka menyajikan Kare khas Jepang untuk makan malam.

Rose mengunyah kare tanpa selera. Rasa nikmat masakan itu entah bagaimana tak tercecap lidahnya. Mungkin pengaruh suasana hati, akhir-akhir ini. Hubungannya dengan Lily tak mengalami kemajuan. Masih buruk. Dan itu, memperburuk konsentrasinya di pelajaran ataupun di Hospital Wing.

Rose mendesah. Ternyata dia memang masih bocah. Tapi Rose sadar, tidak bisa begini terus. Atau ijin magangnya akan dicabut. Hari ini saja dia dapat teguran Madam Pomfrey, karena salah meracik ramuan.

Merasa mulutnya tak lagi ingin menerima suapan, Rose memutuskan menyudahi makan malam. Diteguknya isi piala sebagai penutup. Saat mengangkat wajah, ia bertemu pandang dengan Scorpius. Rose mengulas senyum singkat.

Pria itu terlalu mengkhawatirkannya belakangan ini. Berkali-kali Scorpius menawarkan diri untuk menjelaskan kepada Lily, tetapi Rose menentang. Ia rasa, yang ada situasinya akan bertambah buruk jika Scorpius kukuh bicara dengan Lily.

Terlihat Scorpius mengkode agar menemuinya di luar. Rose mengangguk setuju. Baru juga memundurkan kursi dan berdiri, pertanyaan James menahannya.

"Kau selesai?"

Rose sedikit tersentak. "Ya," jawabannya.

"Bagus. Sekarang ikut aku. Kita perlu bicara."

"Soal?" Rose mengernyit heran. Raut James tak sesantai biasanya.

"Ikut saja." James meneguk minumannya sampai tandas dan melap mulut.

"Tapi aku ada urusan." Rose memberi penolakan.

"Urusan apa? Bertemu Malfoy?"

Entah perasannya atau memang James terdengar sarkas. Dan kenapa pula James menyebut nama Malfoy. Jangan bilang ....
Rose terkesiap, antara bingung dan gelisah. "Hah? Maksudmu?"

"Aku tak ingin basa-basi. Kita bicara sekarang!" Setelah mengucap perintah itu, James berbalik dan berjalan lebih dulu.

"James, tunggu!" Rose mengekor di belakang. "Apa maksudmu? Apa yang ingin kau bicarakan?"

Rose menyempatkan melihat ke arah Scorpius yang juga menatapnya heran. Saat pria itu bangun dan hendak menyusul, Rose mengangkat sebelah tangan sebagai isyarat agar Scorpius tetap tinggal.

"James!" Rose kembali berseru saat mereka berjalan cepat di koridor.

Namun, James memilih bungkam dan tetap berjalan. Menggiring langkah mereka ke salah satu kelas kosong. Membiarkan pintu terbuka agar cahaya dari koridor menerangi. Sementara perasaan Rose semakin tak tenang.

Sampai di dalam, James merapal muflliato agar kedap suara.
Mereka berhadapan dengan hawa berat yang menyelubungi. Berusaha terlihat tenang, Rose membalas sorot James yang seakan menghakimi.

"James," panggilnya membujuk. "Ada apa?"

"Rose ...." Sulung Potter itu tampak menarik dan mengembuskan napas sejenak. Menata agar suaranya tetap tenang. "Kau yakin dengan apa yang kau lakukan? Dengan Malfoy?"

Rose membeku. Tercengang dengan keterus-terangan sepupunya. Dan ... James tahu? Tapi, bagaimana? Kapan?

"Ka-u ... bagaimana ....?"

"Aku tahu, Rose. Aku tahu kau pacaran dengan Scorpius Malfoy. Itu juga yang jadi akar masalahmu dengan Lily 'kan? Sebentar-" James mengisyaratkan agar Rose tak menyela. "Bagaimana dan kapan aku tahu, akan kujawab nanti. Sebelum itu ... kau, benar-benar sadar berkencan dengan dia? Scorpius Malfoy? Like, seriously?!"

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang