46. Decision

160 23 2
                                    


Rose terhenyak di atas kasur. Tas selempang yang tadi ia kenakan terserak di lantai begitu saja. Pikirannya linglung. Semua percakapan yang dia lakukan dengan Astoria Malfoy terus terputar. Hingga lama-lama menjadi acak. Kusut seperti pita kaset yang terberai.

Scorpius akan melupakan hubungan ini katanya?

Rose mencengkram kepalanya frustasi. Mengatakan pada diri sendiri untuk tenang.

Pikirkan dengan tenang Rose!

Dia mulai memejamkan mata dan mengingat kembali ucapan-ucapan ibu Scorpius.

'Persiapkan saja hatimu.'
'Karena Scorpius tak akan mengingat hubungan kalian.'

Tak ingat. Lupa. Ingatan ....?"

Seketika Rose membuka mata. Tercenung sejenak hingga kemudian terperangah. Suara napas tersengal dari mulut yang terbuka. Meski tangan segera menutup rapat, sengalannya justru menjadi-jadi. Cairan mulai merebak, bersiap jatuh dari pelupuk.

Pikiran yang baru saja terlintas sangat mengerikan. Mengerikan, akan tetapi itu satu-satunya jawaban paling akurat dari segala kemungkinan.

" ...tidak! Tidak mungkin!"

Penyangkalan lisannya tak mampu menghentikan hipotesis yang bercokol dan berkembang liar.

Dalam kalut, diusapnya kasar linangan air mata dan bergegas keluar. Langkahnya berdebam menuruni tangga. Lari ke arah ruang baca.

Membuka pintu dengan sentakan keras. Terburu menyusuri indeks abjad O. Mengambil beberapa buku tentang obliviate. Ketika hendak membawanya ke tempat baca, ekor matanya menangkap satu judul lain.

Occlumency&Legilimency.

Berpikir sesaat, Rose menyaut sekalian buku tersebut.

Jujur saja, sekarang Rose masih mengutuk asumsi gilanya. Mungkin pikirannya tak akan sampai ke sana kalau tidak mendengar kisah itu.

Manipulasi ingatan? Yang benar saja!? Itu adalah pelanggaran hak paling keji, menurutnya.

Rose bertekad mencari segala macam yang berhubungan dengan ingatan. Meski langkah yang akan dia ambil masih buntu.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Catatan yang dibuat sudah hampir lima perkamen. Dia tak hanya mencari tahu soal kutukan saja, tetapi juga ramuan yang berkaitan.

Rose berniat menyudahi kegiatannya dan kembali ke kamar. Harus segera memikirkan langkah apa yang sebaiknya diambil. Akan tetapi, saat pintu baru terbuka sedikit, dia mendengar bunyi 'boom' dua kali. Spontan Rose menutupnya kembali. Menajamkan pendengaran.

"Anak-anak tak di rumah?"

Suara ibunya.

"Mereka di The Burrow dari kemarin."Ayahnya menimpali.

Rose memang sengaja berangkat menemui Astoria dari The Burrow. Dan rencananya juga pulang ke sana. Namun, karena situasi linglungnya tadi, yang terpikir saat itu hanya rumah.

"Ron, kurasa kita perlu bicara."

Suara itu kian mendekat. Rose panik karena sepertinya mereka menuju ke tempatnya. Dengan cepat dia matikan lampu dan segara melipir mencari tempat bersembunyi. Dia tak ingin orangtunya tahu apa yang ia cari dan sekarang pun dia tak punya tenaga untuk berkilah.

"Bicara apa?"

Pintu terbuka. Sebisa mungkin Rose menghilangkan hawa keberadaanya.

"Aku sudah dengar dari Harry."

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang