19. Memorial Day

246 27 10
                                    

✨_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_✧‿✧_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_✨

Acara dimulai dari sore menjelang senja. Aula besar telah disulap menjadi tempat pesta dengan tema garden party. Menyesuaikan musim. Kaca dan dinding disamarkan dengan ilusi. Hingga tempat itu menyerupai sebuah hutan yang indah. Penuh bunga aneka warna dan ragam. Karpetnya berupa rumput. Ada tangga batu besar di kedua sisi menuju podium. Dipagari oleh lilitan akar yang kuat dan besar.

Sisi kanan terdapat pohon sangat besar, yang batangnya membentuk panggung, tempat para pemusik dan kelompok paduan suara. Sisi kiri ada ilusi air terjun dengan batu- batu besar yang indah. Bunga westeria berjuntaian di seluruh ruang.

Kemudian di pinggir aula berjejer meja yang memutari, berisi berbagai macam sajian dan minuman. Para peri rumah dikepalai oleh Argus Flitch mengakomodir jalannya pesta agar berjalan kondusif.

Orang-orang yang hadir sangat takjub dengan dekorasi pesta kali ini. Undangan pesta meliputi, para wali murid, beberapa pegawai pemerintahan dan juga para pahlawan perang yang dapat hadir.

Pintu aula yang diubah seperti pagar kastil dengan tanaman rambat, terbuka. Pengiring musik memainkan musik waltz tempo cepat. Murid-murid berurutan datang dimulai dari angkatan ke-7. Menggandeng pasangan masing-masing dan berdansa mengikuti tempo. Anak-anak kelas 2 dan 1 berdansa sebisanya. Tamu undangan menyaksikan dari pinggir dan bertepuk tangan.

Rose menumpukan tangan di bahu Kim gugup. Pertemuan dengan Malfoy terakhir kali, mengikis keinginannya untuk mengikuti kelas dansa. Jadi dia hanya bisa berdoa semoga dia tak menginjak kaki Kim atau terserempet gaunnya sendiri.

"It's okey." Seperti mengetahui kegugupan Rose, Kim berbisik lirih, sambil tetap bergerak.

Rose menatap Kim yang tersenyum menenangkan. "Thanks. Kuharap aku tak menginjak kakimu atau apa pun."

"Kau bisa melakukannya tanpa takut. Aku cukup tahan rasa sakit," balas Kim jenaka.

Bertepatan itu, Kim memegang pinggang Rose dan membantunya melompat ringan sambil berpusing. Saat mendarat tanpa kesalahan, keduanya tertawa. Rose menjadi lebih rileks dan gerakan mereka mulai mengalir.

Satu lagu selesai, diikuti lagu berikutnya dengan tempo lebih lambat. Tempo ini membuat mereka lebih mudah bercakap dan  memandang pasangannya lebih intens. Kim terang-terangan menatap Rose dengan pandangan terpesona. Sebenarnya sejak melihat Rose di ruang rekreasi tadi, Kim sudah terpana. Tapi melihat dari jarak sedekat ini, pesona Rose makin terasa menghipnotis. Bulu mata yang panjang, bentuk hidungnya cantik, bola mata mempesona, dan bibir pingkish yang tampak mungil. Hari ini rambutnya terlihat jinak dan hanya dikepang sedikit dari kedua sisi telinga terjalin ke belakang.

Semua itu membuat Kim menelan ludah gugup. Dia dapat merasakan jantungnya mulai berpacu. Terlebih ketika Rose balas menatap dengan heran. Bibir mungil itu mengerut lucu. Tanpa sadar tangan Kim bergerak menyentuh wajah Rose, menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Kau cantik, Rose," ucap lirih Kim dengan suara berat.

Mata Rose melebar, tak tahu harus merespon bagaimana. Baru kali ini Kim menatapnya begitu dalam. Dan dia tak punya waktu untuk menghentikan jantung yang berdegup kencang, atau perut yang terasa melilit.

Tubuhnya menegang saat Kim makin merapatkan diri, memangkas jarak wajah mereka perlahan. Haruskah ia menghindari? Bagaimana jika itu melukai Kim. Kim lelaki yang baik. Jadi mungkin tak apa-apa, kan?

Saat Rose menyiapkan diri menerima, sebuah suara menginterupsi.

"Nice move, Kim."

Komentar itu membuat keduanya spontan menarik diri. Scorpius Malfoy berdansa di samping mereka. Dengan pasangannya, Quinn Zabini. Rose maupun Kim tampak salah tingkah.

Incurable DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang