❛。◕◕。❛_____(✷_✷)_____❛。◕◕。❛Rose, berjalan bersama Profesor Mcgonagall menuju Hospital Wing, sembari menjelaskan kondisi Malfoy dan penanganan yang telah dia lakukan. Sedangkan Profesor Davis akan menyusul setelah kelasnya di angkatan 7 Slytherin dan Hufflepuf selesai.
Saat sampai di sana ternyata sudah ada Timothy Nott, Calbert Goyle dan Quinn Zabini yang menempel erat pada Scorpius. Rose menatap sekilas, tak peduli pada aura permusuhan yang secara gamblang ditujukan Quinn padanya. Dengan tenang Rose berjalan dan berdiri di samping Albus yang menyapa Profesor Mcgonagall.
"Bagaimana keadaanmu, Mr. Malfoy?" tanya Mcgonagall.
"Saya baik Profesor. Setidaknya lebih baik."
Profesor Mcgonagall mengangguk lega. "Syukurlah. Apa aku perlu mengabari orang tuamu?"
"Tidak perlu Profesor."
Rose diam-diam mengangkat alis salut, karena dia pikir Scorpius bakal merengek minta dipanggilkan orang tuanya.
"Apa maksudmu tak perlu? Tentu kita harus. Ibumu pasti cemas," tukas Quinn.
"Tidak. I'm fine, oke. Lagipula aku pasti cepat sembuh. Jangan lakukan yang tak perlu. Mengerti?!"
Quinn mengerucut bibirnya, tapi dia mengedikan bahu, tanda 'terserah'.
"Kau yakin, Mr Malfoy.?"
"Ya Profesor. Biar saya kabari lewat surat saja dan mengatakan agar mereka tidak perlu khawatir," jawab Scorpius meyakinkan.
Well, ini melegakan jika wali murid tak perlu terlibat.
"Baiklah. Semoga kau cepat sembuh, pihak sekolah akan semaksimal mungkin melakukan perawatan." Mcgonagall berkata sambil menatap Rose--yang balas mengangguk siap.
Kemudian dari pintu muncul lagi dua orang, Profesor Davis dan Viktor Webster kapten Quidditch Slytherin. Mereka saling menyapa dengan Profesor Mcgonagall sebentar lalu mendekat ke ranjang Scorpius. Quinn cukup tahu diri untuk berdiri dan bergeser memberi tempat bagi wali asramanya. Rose juga bergeser memberi tempat untuk Viktor. Albus dan Viktor saling menyapa lirih.
"Boy." Profesor Davis, meremas pelan pundak Scorpius yang tak terluka.
"Profesor," balas Scorpius.
"Mate." Sapaan dari Viktor. Scorpius mengedikan dagu dan membalas 'Yo'.
"Bagaimana keadaanmu?" lanjut Profesor Davis. Same question, same answer. Tapi mendadak Scorpius tampak teringat sesuatu. Itu pasti salah satu alasan kenapa Viktor sampai menjenguknya.
"Weasley. Kira-kira berapa lama sampai aku bisa benar-benar pulih?"
Rose yang mendadak ditanya dan jadi pusat perhatian, agak tergagap.
"Emh itu ... karena kakimu cedera ringan mungkin dalam seminggu kau sudah pulih. Dislokasi bahumu cukup parah, jadi mungkin perlu di gips 2-3 minggu. Untuk benar-benar pulihnya kurasa harus menunggu sampai 1 bulan. Tapi lebih baik kita menunggu hasil pemeriksaan Madam Pomfrey dulu, agar lebih pasti."Rose tidak tahu apa yang salah dengan penjelasannya, sampai-sampai para penghuni Slytherin itu mendadak terlihat frustasi. Dia melihat Malfoy berkata 'damn it' tanpa suara, dan Albus yang mengerang kesal. Bahkan muka dingin Profesor Davis tampak goyah sesaat. Padahal ini termasuk sangat cepat dibandingkan penyembuhan ala muggle setahu Rose.
"Kita bicarakan ini besok, setelah mendapat kepastian dari Madam Pomfrey terkait kondisi Scorpius. Sekarang kita biarkan dia istirahat," titah Profesor Davis pada murid asramanya. Mereka mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Incurable Disease
FanficScorpius telah diultimatum sang ibu, agar tidak berurusan dengan Rose Weasley. Apalagi sampai menjalin hubungan tertentu. Tanpa tahu latar belakang, larangan tersebut, Scorpius mengiyakan. Rose Weasley. Gadis kecil berambut merah mengembang berantak...