"Manajer, ada tamu yang komplain karena mendengar suara tawa marketing dari korea semalam." Lapor front office ke Vivi yang masuk tanpa mengetuk.Vivi segera berdiri dan berjalan mengikuti front office. Ia melihat seorang tamu bule marah-marah ke dua front office, satu bellboy, night audit dan juga marketing dari korea.
"Bisa dijelaskan apa yang terjadi?"
Para pegawai yang melihat manajernya datang, menghela napas dengan lega. Ini memang tugas spv fo tapi spv sedang keluar bersama marketing lokal untuk bertemu dengan agen perjalanan.
"Semalam, saya menerima telepon komplain dari tamu ini. Night audit dan marketing korea tertawa sampai terdengar di telepon. Saya sudah menjelaskan kalau tidak bermaksud menyinggung tamu ini, tapi mereka tetap tidak menerimanya." Jawab fo yang melapor tadi. "Makanya saya coba panggil manajer." Sambungnya.
"Komplain tentang apa?" tanya Vivi.
"Restoran terlambat satu setengah jam mengirim makanan sementara istrinya punya maag akut, saya sudah menghubungi pihak restoran, katanya tamu ini minta makanannya dimasak dengan cara tertentu dan bahannya harus beli dulu, tamunya maksa jadi terpaksa dituruti karena kasihan sama istrinya."
Kinara menghela napas. "Apa dia minta kompensasi?"
"Tidak."
Vivi mengangguk lalu menghampiri tamu bule yang masih mengomel dalam bahasa Inggris, Vivi memperkenalkan dirinya sebagai manajer dan berbicara menggunakan bahasa Inggris. Para pegawai yang berada disana gugup, bule itu pengacara dan mengancam akan membawa hotel ini kejalur hukum.
Mereka mendengar dengan seksama lalu tak lama, bule itu tertawa dan menepuk keras bahu mungil Vivi. Setelah itu dia membawa istri dan anaknya di trolly ke luar hotel, Vivi menginstruksikan sopir hotel membawa mereka ke bandara.
Marketing korea yang sedari tadi menunduk karena merasa bersalah jadi menatap kagum manajer operasional yang masih muda. "Manajer, tadi bagaimana bisa menenangkan tamu? Kami sudah meminta maaf dan akan memberikan kompensasi tapi malah semakin marah dan bilang kami tidak menghargainya."
Vivi tersenyum. "Tamu itu hanya mengancam kosong dan meluapkan emosinya, dia tidak akan benar-benar melakukan ancamannya."
Para pegawai menghela napas lega.
"Manajer, ini hari terakhir manajer di Bali kan? Sayang sekali, anda hanya tiga minggu menjadi manajer." Kata marketing dari Korea.
Vivi tertawa. "Masih ada yang lebih baik, saya juga hanya pengganti sementara saja."
Para pegawai menunduk kecewa, saat pertama kali datang untuk belajar. Mereka menyambut Vivi dengan antusias dan membantu belajar tapi seminggu kemudian, manajer operasional mendadak resign untuk pulang kampung bersama suaminya. Alhasil setelah meeting kilat, Reza mempercayakan Vivi menjadi manajer operasional sementara sampai pulang ke jawa.
Sambil menyelam, minum air. Begitulah yang dikatakan Putra. Vivi mau tidak mau setuju.
"Kalau begitu, saya kembali dulu." Pamit Vivi ke yang lain.
Para pegawai melambaikan tangan dengan bahagia.
Vivi segera masuk ke dalam kantornya dan membuka e-mail. Krisna mengirim banyak e-mail, sebulan lalu dia memang sengaja mematikan handphone dan dibawa Reza supaya tidak dilacak. Jadi untuk komunikasi sekarang, dia mengandalkan telepon hotel.
Kriiing
Vivi mengangkat telepon. "Hallo."
"Bagaimana cara kamu menyelesaikannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]
RomanceVivi dijodohkan dengan Krisna sejak kecil, seiring berjalannya waktu Krisna mulai menjauh dan tidak bersikap seperti dulu lagi, bahkan Krisna melamar seorang wanita di hari ulang tahunnya. Mengetahui calon menantunya disiksa di rumah istri dan anak...