LIMA PULUH DELAPAN

4.4K 317 7
                                    


Krisna mondar-mandir di dalam kantor, khawatir semua rencana akan terbongkar.

Almira yang sedari tadi duduk sambil minum jus, menjadi tidak tahan. "Tenanglah, tidak akan ketahuan."

"Tapi ayah sangat teliti, jadi tidak mungkin diam saja."

"Laporan bulan kemarin ada komplain tidak?" tanya Almira.

Krisna berhenti lalu menggeleng. "Tidak."

"Ya sudah, berarti tidak masalah. Ada para karyawan, ayahmu tidak mungkin periksa satu persatu laporan, itu semua tugas para pegawai. Aku tahu itu."

Krisna tidak yakin, dia pernah melihat Vivi lembur laporan yang diserahkan accounting.

'Kenapa kamu membaca ulang semua laporan ini?'

'Jika kita tidak teliti, mereka bisa mencari celah. Aku tidak mau itu.

'Ada audit, kan?'

'Ya, tapi aku ingin periksa sendiri.'

Krisna menjadi tenang begitu mengingat audit, mereka tidak mungkin seteliti itu. Lagipula pasti diperiksa akhir jumlah total, tidak mungkin mereka periksa satu persatu print out nota sebanyak itu.

Krisna duduk di samping Almira. "Lalu bagaimana dengan orang yang mau kerja sama dengan kita?"

"Jangan terburu-buru, beliau sedang sibuk. Kamu siapkan saja dana kampanye, sekalian perbaiki nama baik. Aku benar-benar kesal soal pesta amal," dengus Almira.

"Untungnya kakek berhasil membungkam mereka semua dan para orang kaya yang hadir bukan tipe tukang gosip, kamu sudah minta maaf ke Nina, istri Arka?"

"Untuk apa aku minta maaf? Salahnya dia sendiri menyembunyikan identitas!" kesal Almira.

Krisna membelai kepala Almira. "Tenang sayang, setelah semua di tangan kita. Tidak akan ada yang berani sentuh kamu lagi."

"Kamu juga harus menghukum Vivi," rengek Almira.

"Bagaimana caranya? Sekarang, dia sudah menjadi ibu tiri dan memegang bisnis ayahku."

Almira memutar bola mata. "Astaga sayang, sebentar lagi kita akan menikah. Tidak mungkin ayah kamu selamanya cinta ke Vivianne bukan? anak perempuan yang tubuhnya tidak sempurna seperti wanita lainnya."

Krisna tidak terima dengan hinaan Almira. "Jaga ucapan kamu, Almira."

"Kenapa? Kamu masih suka dia?"

"Aku hanya tidak suka ada yang menjelekan dia."

Almira mendecak kesal. "Berarti kamu masih ingat dia."

"Almira, jangan coba-coba mencari masalah." Krisna merendahkan nada suaranya.

Almira menatap kesal Krisna. "Aku mencintaimu, tidak bisakah hanya kita berdua saja. Aku bisa menyenangkanmu dan mendidik anak kita yang terbaik, toh si Vivi sudah menikah dengan ayah kamu."

Batin Krisna berkecamuk, bohong jika dia tidak melupakan perasaannya ke Vivi. "Jujur, aku sempat mencintainya."

Mulut Almira menganga lebar.

"Dia cinta pertamaku dan sering membantu aku dalam segala hal, tapi aku harus mengikuti saran ibuku. Biar bagaimanapun surga di telapak kaki ibu, beliaulah yang aku utamakan. Aku tidak bisa menolerir seseorang yang menyakiti hati ibuku, terbukti sekarang Vivi menyakiti hati ibuku."

"Kamu percaya sama semua perkataan ibu kamu?" tanya Almira dengan hati-hati.

"Ya, beliau melahirkanku. Tidak mungkin berbohong."

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang