EMPAT PULUH TUJUH

4.7K 321 19
                                    

"Ayah?"

Vivi berdehem pelan. "Ayah kamu sedang sibuk, ada yang bisa saya bantu?"

Untung saja yang menelepon Erika. Ingatan dia hanya sebatas uang, pesta dan barang-barang mewah.

"Siapa ini?"

"Saya nyonya Aditama."

Nina dan Arka berusaha menahan tawa.

Hening.

"Ayahku belum menikah dengan kamu, jangan mengaku-ngaku! Dengar ya, aku tahu kamu menikah dengan ayahku demi harta, karena itu jangan terlalu banyak berharap. Ayah sudah punya kak Krisna dan aku."

Vivi bersandar di depan kursi, tangannya menyelinap ke depan dari samping kursi dan tangan, membelai dada Reza. "Benarkah?"

Arka melirik ke Reza, begitu melihat apa yang dilakukan Vivi tanpa malu, ia mengalihkan pandangannya. Suami istri memang gila!

Nina terkikik dan bertanya dari belakang. "Mau? Tapi kamu lagi nyetir, gimana dong?"

Arka memutar bola matanya. "Nanti malam, lihat saja."

Reza melepas jas dan menutup bagian celana.

Arka yang mengerti maksud Reza, terbelalak. Ketika berhenti di lampu merah, dia marah tanpa mengeluarkan suara. "Kamu gila?!"

Reza tidak peduli.

Setelah memastikan Erika berhenti mengomel, Vivi mulai bersuara sambil tangannya menelusuri tubuh Reza ke bawah. "Saya akan membelikan kamu gaun jadi tidak perlu dua kali beli gaun."

"Siapa kamu sampai bisa perintah aku?!"

"Apa aku perlu mengulangnya?" tanya Vivi. "Mau gaun atau tidak?"

"Ayah! Dimana ayah? Aku mau bicara sama ayah kandungku!"

"Sayangku, kamu ingin bicara dengan putrimu?" bisik Vivi di belakang telinga Reza.

Reza bersandar di kursi dan memejamkan mata, kepalanya bersandar miring ke arah jendela. "Tidak," jawabnya singkat.

"Kamu sudah dengar, sayang?"

"Ayah! Kenapa ayah memperlakukan kami seperti ini? Bukankah aku anakmu?! Di pesta amal nanti kita akan bersama kan? Tidak ada pihak ketiga yang mengganggu keluarga kecil kita."

Vivi tertawa mengejek. Dibalik jas, tangannya menelusuri kejantanan Reza dan bergerak.

Reza tidak menahan erangannya.

Erika terdiam, ia paham apa yang dilakukannya ayahnya sekarang sama seperti di rumah.

Arka dan Nina bergidik ngeri. Reza yang pendiam dan pelit bicara, berani melakukan itu didepan musuh dan anaknya.

Erika berteriak marah, tidak lama Rosaline mengambil telepon dari tangan anaknya karena penasaran.

"Suamiku?"

Vivi tidak menghentikan gerakan tangannya, Reza tidak menahan erangannya. Kali ini Vivi tidak berani bersuara.

"Suamiku, apa maksudmu pamer melakukan ini ke anak kita?"

"Bukan, ayah dari tadi diam saja. Pelakor itu yang sengaja melakukannya!"

"Kamu sudah bicara dengannya?"

Gerakan tangan Vivi semakin cepat dan intens sampai tangannya hampir kelelahan.

"Telinga, coba saja." Cengir Arka. "Itu sebenarnya kelemahanku tapi dicoba tidak ada salahnya kan."

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang