SEMBILAN

4.3K 270 3
                                    

Setelah membuat kesepakatan secara manual dan kilat dengan disaksikan sekretaris dan bodyguard. Reza segera kembali ke kantor bersama kedua pegawai konyolnya sementara Vivi masuk ke dalam ruang kerja Reza.

"Ruangan ini hanya bisa dimasuki tuan besar dan nyonya besar."

Vivi memiringkan kepalanya lalu balik badan, menatap kepala pelayan.

Kepala pelayan tersenyum. "Tuan besar Reza dan nyonya besar itu ibunya tuan besar."

"Bagaimana dengan kakek?"

"Tuan tua tidak diijinkan masuk."

"Kenapa?"

"Tuan tua pernah melakukan kesalahan, menghilangkan dokumen penting disini jadi tidak diijinkan masuk kembali."

Jantung Vivi berdebar keras. "Pasti penting sekali, kalau begitu aku-"

"Tuan besar sudah memberikan kepercayaan, jangan disia-siakan, nona."

Vivi menatap takjub bagian dalam ruang kerja yang seperti perpustakaan kecil, di bagian tengah ada meja kerja sementara belakangnya jendela perancis yang ditutup gorden mewah.

"Keluarga Aditama keturunan eropa dan struktur rumah ini masih bergaya eropa untuk mengingat nenek moyang mereka. Tapi mereka cinta Indonesia."

Yah, Vivi bisa lihat itu. Dari perawakannya saja tidak seperti orang Indonesia asli.

"Nona, jika ada yang ingin dibutuhkan bisa panggil saya. Di telepon sudah ada catatan untuk memanggil, saya mau cek halaman belakang." Kepala pelayan meminta ijin ke Vivi.

Vivi menganggukan kepalanya. "Ya."

Setelah kepala pelayan pergi, Vivi tersenyum lalu mencari buku yang ia butuhkan. Terima kasih paman.

___

Putra melirik Reza yang duduk di belakang, lewat kaca mobil. "Tuan, kenapa anda memberikan kunci itu ke nona Vivi?"

"Apakah harus ada alasan khusus?"

Choky yang duduk di samping sopir tertawa.  "Nona Vivi cerdas, pasti tuan mau mengajarinya."

Insting Putra merasa bukan alasan itu.

"Mhm."

"Bagaimana kalau tuan tua, nyonya, tuan muda dan nona kecil mengetahuinya? Mereka pasti akan marah besar."

Reza menaikkan sudut mulutnya. "Memangnya mereka masih punya hak?"

"Setidaknya mereka ayah kandung, istri dan anak-anak kandung anda."

Reza tidak mengatakan apapun, ia menatap dingin Choky dan Putra.

Choky dan Putra yang merasakan hawa dingin menggigil di belakang punggung, tidak berani menoleh ke belakang atau mengatakan apapun lagi.

Choky memeloti Putra dengan sengit sementara Putra hanya nyengir.

___

Vivi serius membaca tanpa menghitung waktu sehingga kepala pelayan terpaksa mengetuk pintu dan mengingatkan jadwal kuliah.

Vivi mengucapkan terima kasih dan bergegas pamit ke nenek lalu berangkat kuliah.

Sesampainya di kampus, ia melihat Nina turun dari mobil lalu melambaikan tangannya ke mobil yang sudah jalan.

Vivi menghampiri Nina dan menepuk pundaknya. "Nin!"

Nina yang terkejut, balik badan lalu memutar matanya. "Astaga, Vi."

"Kamu habis diantar suami?" tanya Vivi.

Nina menganggukan kepalanya. "He-eh."

"Jangan bawa turun suamimu ke kampus, bisa heboh nanti."

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang