APAKAH AKU MONSTER?

2.5K 115 3
                                    

Aku tidak peduli kalian membenciku,
Tapi jika kalian mati,
matilah di tanganku


Semenjak ibu meninggal, ayah tidak pernah sekalipun melihatku. Menanyakan kabarku pun tidak, lalu pada saat kami tidak sengaja berpapasan. Beliau malah mendecak kesal jika moodnya tidak bagus ataupun diam, seolah menganggapku tidak ada.

Lalu tanpa sengaja aku bertemu dengan seorang pria yang menyelamatkan aku dari kepungan preman karena melihat seragam sekolah.

Dia menanyakan kondisiku, tidak ada yang pernah bertanya hal seperti ini.

Dia juga memastikan kondisiku.

Aku mulai jatuh cinta.

Satu-satunya keinginan dalam hidupku, ingin membawanya ke dalam hidupku yang pahit ini.

Aku dengar, dia mucikari. Ah, dia tampan dan butuh uang.

Aku bisa membantunya.

Malam itu juga aku memberanikan diri bicara ke ayah untuk membawanya ke dalam hidupku.

Ayah hanya menatap aneh diriku, itu sudah biasa.

Tidak lama pria itu datang ke rumah, belajar banyak hal lalu entah kenapa menjadi sekretaris ayah, pemikiranku tidak salah, dia memang pintar.

Anggap saja ini balas jasaku, aku cukup mengagumi kamu dari jauh. Tapi meskipun aku selalu mengingatkan diri sendiri, ternyata tanpa sadar muncul benih yang tanpa sadar disiram setiap hari

Menerima semua keramahannya,

Menerima semua kepeduliannya,

Menerima semua senyumannya.

Aku mulai jatuh cinta.

Tuhan, aku ingin dia.

Setelah lulus kuliah, keinginanku terkabul. Aku hampir bahagia ketika mendengar ayah ingin menikahkan aku dengannya.

Akhirnya aku bisa memiliki kamu, aku tidak peduli dengan semua harta yang bukan milikku, aku hanya peduli pada kamu yang akan menjadi milikku.

Ah, apakah aku harus bicara pada ayah? Malam ini adalah malam pertama dan ayah bersedia menjadi waliku.

Ah, sial. Aku ketiduran.

Bergegas aku ke tempat ayah setelah memakai pakaian rapi.

Ketika aku hampir mengetuk pintu di depan kamar ayah, aku mendengar suara aneh.

"Dimana anak itu?"

"Dia tertidur, sepertinya lelah karena pesta pernikahan seharian. Untung saja kamu mengingat namanya."

"Aku tidak peduli, dia anak yang tidak diharapkan untuk lahir."

"Jangan jahat begitu, dia anak yang baik."

"Baik?"

Tanpa sengaja pintu kamar ayah terbuka sedikit dan aku melihat suamiku sudah duduk di atas pangkuan ayah.

"Apakah kamu mencintaiku?"

Suamiku yang bertanya seperti itu.

"Tentu saja."

Dan ayahku yang menjawab.

Aku mundur dan menangis karena syok. Selama ini ternyata mereka menyembunyikan hubungan? Jadi- apa yang dikatakan ibu sebelum meninggal benar adanya?

Ayah bukan pria normal.

Aku duduk di depan cermin kamar dan melihat diriku sendiri.

Ibu yang meninggal karena kecewa dengan ayah, ayah yang membenci ibu karena dijodohkan, lalu aku yang dibenci karena sudah dilahirkan.

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang