Posisi Vivi sangat sulit.Meskipun resmi menikah dengan Reza, masyarakat sulit menerima hubungan mereka meskipun mereka yang menjalankan.
Masalahnya Reza adalah pengusaha besar, salah satu pilar dan akan mengembangkan sayap di luar negeri. Jika masyarakat menganggap jelek pernikahan resmi Reza, investor dan rekan kerja lainnya bisa lari.
Kebanyakan pengusaha sukses sangat menghargai hubungan keluarga, Reza mempertahankan hubungan Rosalin dan anak-anak karena salah satu faktor itu. Jika Reza membuang mereka, Rosalin bisa berkoar-koar di media sosial dan teman-teman politiknya. Bisnis keluarga Aditama akan menurun.
Vivi melirik Reza yang menatap dingin Rosalin bersujud di kaki dan meminta maaf berulang kali lalu berkelit.
"Za, aku bisa minta tolong ke kamu."
"Apa?"
"Seluruh perusahaan kamu, aku yang pegang."
"APA?!" teriak Krisna dan Erika bersamaan.
"Kamu orang luar, kamu tidak bisa melakukan itu!" teriak Erika.
"Vivi, kamu sudah gila?!" teriak Krisna.
Vivi mengabaikan teriakan kedua anak tirinya. "Ada yang ingin kupastikan."
Reza mengangguk tanpa membantah. "Kalau begitu, saya bisa menjadi sekretaris kamu."
Vivi mengangkat kedua alisnya.
"Punya dua sekretaris lebih baik daripada satu." Reza merujuk pada Putra.
Vivi menghela napas. Hanya Reza yang rela memberikan perusahaan kepada istrinya dan menjadi bawahan.
Tapi bagi Reza, hanya Vivilah yang bisa membuat Reza merelakan semua. Jika wanita itu tidak secantik dan secerdas dirinya, Reza tidak akan repot-repot menikahinya.
Vivi menatap Krisna. "Karena ayah kamu sudah setuju, aku ingin kamu menyerahkan laporan keuangan, budget tahun depan dan tahun ini, payroll, pajak, dan revenue. Aku jabarkan karena sepertinya kamu tidak paham."
Krisna menjadi pusing dengan istilah-istilah itu, dulu pernah dipelajari saat kuliah dan sudah dilupakan ketika pindah jurusan politik.
"Aku pernah melihat laporan keuangan hotel yang banyak sekali lubangnya. apa perlu aku jelaskan satu persatu?" tanya Vivi.
Almira menggigit bibir bawah begitu mendengar hinaan Vivi. "Sayang, kamu akan pegang hotel, jadi kamu pasti pahamkan?" lalu dia menatap tajam Vivi. "Suamiku lebih paham dari kamu."
"Calon suami," koreksi Vivi.
Krisna menutup mata. "Aku akan melakukannya."
"Pastikan, laporan itu aku terima besok pagi."
Krisna membuka mata. "Kamu gila? laporan itu butuh waktu banyak, tidak mungkin dalam sehari bisa aku serahkan!"
Vivi menatap polos Krisna. "Kamu lupa kalau aku sudah memasang system hotel? apakah kamu membuat manual setelah aku keluar?"
Krisna menggertakan gigi. "Tidak, tapi laporannya pasti berbeda karena system sering banyak rusak."
"Kalau begitu saya akan menyuruh IT turun ke tempat kamu untuk memeriksa system hotel, system itu terintegrasi dengan pusat, pajaknya juga sama."
Krisna terkejut. "Ayah!"
"Kenapa? apa kamu main-main dengan laporan?" tanya Reza.
"Suamiku!" teriak Rosalin. "Apakah suami tidak bisa memaafkanku?"
Vivi menguap lebar sambil memeluk pinggang suami dengan wajah penuh kemenangan. "Aku ngantuk, besok kita harus bekerja."
Reza mengangguk setuju lalu merangkul Vivi dan meninggalkan keluarga palsunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]
RomantizmVivi dijodohkan dengan Krisna sejak kecil, seiring berjalannya waktu Krisna mulai menjauh dan tidak bersikap seperti dulu lagi, bahkan Krisna melamar seorang wanita di hari ulang tahunnya. Mengetahui calon menantunya disiksa di rumah istri dan anak...