LIMA PULUH DUA

4.9K 342 25
                                    


"Selamat malam menjelang pagi, tamu VIP terhormat! terima kasih masih setia bersama acara lelang kami!" sambut pembawa acara yang masih semangat.

Vivi menguap.

Krisna menawarkan bahunya. "Kamu bisa bersandar padaku, Vi."

Vivi menolak, lebih memilih bersandar di kursi dan menatap panggung dengan mata lelah, melayani suami bersamaan dengan menghadiri pesta benar-benar melelahkan. Reza memang pintar membuat dirinya bungkam dan berhenti mengomel.

Vivi melirik Reza yang menatap lurus panggung tanpa ekspresi, padahal sedang memanas-manasi Rosalin tentang leher bernoda.

"Saya memperkenalkan satu set perhiasan model lama tapi memiliki sejarah panjang, pemilik pertama adalah bla bla bla...."

Vivi mulai menjadi cemas begitu melihat sikap antusias Almira dan Erika, kaki Krisna kembali bergerilya di bawah meja.

Menjengkelkan!

Vivi memejamkan mata dan pura-pura tertidur.

"TIGA MILYAR!"

Mata Vivi terjaga begitu mendengar kata 'tiga milyar', kali ini Almira yang mengangkat papan.

"Kamu yang keluarkan duit?" tanya Vivi ke Krisna dengan heran.

Krisna mengangkat dagu dengan angkuh dan senyum mengembang. "Aku selalu royal pada wanitaku."

Vivi menatap jijik Krisna. "Selama aku tinggal di rumah kamu dan berstatus tunangan, kamu sudah kasih aku apa?"

Senyum Krisna menghilang.

"Yak! Tidak ada lagi yang menawar lebih... satu.. dua.."

Dok! Dok!

"Terjual tiga milyar!" teriak pembawa acara di microphone. "Kita ke barang selanjutnya..."

Vivi tidak mau kena serangan jantung lebih lagi, dia memilih tidur bersandar di kursi.

Reza menahan diri untuk tidak menyentuh istrinya lagi sementara pikiran Rosalin masih berkecamuk.

Setelah selesai pelelangan, giliran pengumuman sumbangan. Choky memberikan cek sebagai perwakilan Reza.

Pembawa acara membacakan kartu pesan dari Reza, meskipun aneh tapi ini orang kaya, pemikiran mereka tidak biasa dengan orang biasa.

"Saya berterima kasih sebelumnya telah mengadakan pesta amal untuk orang-orang tidak beruntung." Pembawa acara mulai melontarkan lelucon garing, "Astaga, saya juga orang tidak beruntung itu. Terima kasih mengundang saya juga, sir."

Hendra mengangguk dan tersenyum bersama istrinya bersamaan dengan suara tawa dan tepuk tangan.

"Saya berharap sumbangan ini berguna untuk masa depan anak-anak tidak beruntung." Pembawa acara kembali melontarkan lelucon garing. "Kalau untuk jomlo, boleh tidak pak?"

Semua tamu tertawa.

Pembawa acara kembali melanjutkan. "Sumbangan ini merupakan hadiah pernikahan untuk wanita yang saya nikahi secara agama dan hukum kemarin pagi pukul 10.00 sesuai dengan sumbangan tiga kali lipat sebagai rasa cinta saya."

Suasana menjadi hening.

"Heh?" Pembawa acara menjadi bingung, tanpa sadar menyuarakan pikirannya. "Bukannya kepala keluarga Aditama sudah menikah dengan politikus yang dijuluki malaikat dan punya dua anak dewasa?"

Para tamu undangan menatap meja keluarga Aditama kecuali rekan-rekan dekat Reza.

Skandal!

Ini skandal!

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang